Kamis, 28 Desember 2017

herbarium



BAB  I
PENDAHULUAN


    A.   Latar Belakang Masalah
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali diguanakan oleh Tumefor (1700) untuk tumbuah obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitar Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di baeah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein.
Herbarium Celebense  39 prektek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003). Untuk koleksi objek perlu diperhatiakn kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus mempehatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan.
Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawetnya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk organ tumbuhan yang berdaging  seperti buah, biasanya dilakukan denag awetan basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium.
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakitatau kerusakan fisik lain. Tumbuahn berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga, dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering diguankan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan  untuk spesimen  yang berair dan lembek, misalnya misalnya buah. Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak spesimen herbarium.
Herbarium merupakan suatau bukti autentik perjalanan dunia tumbuh-tumbuhan selain berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon. Istilah herbarium adalah pengawetan spesimen  tumbuhan denagn berbagai cara untuk kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Koleksi spesimen herbarium biasanyadisimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus yaitu laboratorium.
Dalam botani tingkat rendah tumbuhan yang di bahas antara lain adalah tumbuhan paku, alga dan lumut dinana tumbuahna tersebut dapat dibuat herbarium kering ataupun basah. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai herbarium kering dari tumbuahn tingat rendah meliputi paku-pakuan, alga dan lumut.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam makalh mengenai herbarium kering ini adalah:
1.      Bagaimanakah sejarah herbarium?
2.      Apakah yang dimaksud dengan herbarium?
3.      Apakah fungsi dan manfaat dari herbarium?
4.      Bagaimanakah langkah-langkah membuat herbarium?
5.      Bagaimana herbarium pada tumbuahan botani tingkat rendah?
6.      Apakah kelebihan dan kekurangan dari herbarium?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusuna makalah ini yaitu :
1.      Mahasiswa dapat mngetahui mengenai sejarah dari herbarium.
2.      Mahasiswa dapat mngetahui mengenai herbarium kering pada tumbuhna tingkat rendah dan dapat dijadikan modal sebagai media pembelajaran.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan, fungsi, manfaat dan kelebihan dan kekurangan dari herbarium kering pada tumbuhan botani tingkat rendah.


BAB III
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Herbarium
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Ramadhanil, 2003).
Luca Ghini (1490, Casalfiumanese - 4 Mei 1556) adalah seorang dokter dan ahli botani Italia, terkenal sebagai pencipta herbarium pertama yang tercatat, serta kebun raya pertama di Eropa. Dalam botani, herbarium (jamak: herbarium) - kadang-kadang dikenal dengan istilah herbar keinggeris-inggerisan - adalah kumpulan spesimen tumbuhan diawetkan. Spesimen ini mungkin seluruh tanaman atau bagian tanaman: ini biasanya akan berada dalam bentuk kering, dipasang pada lembar, tapi tergantung pada material juga dapat disimpan dalam alkohol atau pengawet lainnya. Istilah yang sama sering digunakan dalam ilmu jamur untuk menggambarkan koleksi setara dengan jamur diawetkan. Istilah ini juga dapat merujuk kepada bangunan dimana spesimen disimpan, atau lembaga ilmiah yang tidak hanya menyimpan tetapi penelitian ini spesimen. Spesimen di herbarium yang sering digunakan sebagai bahan referensi dalam menggambarkan taksa tanaman, beberapa spesimen mungkin jenis
Ghini lahir di Casalfiumanese, putra notaris, dan belajar kedokteran di University of Bologna. Pada 1527 ia berceramah di sana pada tanaman obat, dan akhirnya menjadi profesor. Dia pindah ke Pisa pada 1544, tetap menjaga rumahnya di Bologna. Dia menciptakan herbarium pertama (Hortus siccus) pada tahun itu, pengeringan tanaman sambil menekan mereka antara potongan kertas, kemudian menempelkan ke karton. 1544 juga melihat pembentukan taman untuk tanaman hidup, yang kemudian dikenal sebagai Orto Botanico di Pisa. The Orto Botanico di Pisa, juga dikenal sebagai Orto Botanico dell'Università di Pisa, adalah sebuah taman botani yang dioperasikan oleh University of Pisa, dan terletak di melalui Luca, Ghini 5 Pisa, Italia.

B.     Pengertian Herbarium
Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang di keringkan,biasanya disusun berdasarkan system klasifikasi. Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material-material tumbuhan yang telah diawetkan disimpan.
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi.
Herbarium juga merupakan salah satu sumber pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi tumbuhan. Herbarium merupakan koleksi kering yang dibuat berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan memiliki criteria criteria tersendiri.
Secara umum ada dua jenis herbarium,yaitu herbarium basah dan herbarium kering. Sedangkan yang diamaksud denag herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengancara pengeringan, namun tetap terlihatciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa di amati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya (Ardiawan, 1990).

C.    Fungsi dan Manfaat Herbarium
1.      Fungsi Herbarium
Material herbarium sangat penting artinya sebagai koleksi untuk kepentingan penelitian dan identifikasi, hal ini dimungkinkan karena pendokumentasian tanaman dengan cara di awetkan dapat bertahan lebih lama. Berikut merupakan fungsi herbarium yaitu :
ü  bahan peraga pelajaran botani
ü  bahan penelitian
ü  alat pembantu identifikasi tanaman
ü  bukti keanekaragaman
ü  specimen acuan untuk publikasi spesies baru
ü  sebagai pusat referensi
ü  sebagai lembaga dokumentasi
ü  sebagai pusat penyimpanan data
2.      Manfaat Herbarium
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia, peng-hitungan kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan dan pe-ngelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar (Setyawan dkk, 2005).

   D.    Langkah-langkah Membuat Herbarium
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pembuatan koleksi herbarium antara lain:
a.       Persiapan
Sebelum melakuakan koleksi lapangan, maka perlu dipersiapakan aspek-aspek yang berhubungan denag perizinan, alat dan bahan yang diperlukan selama melaksanakan koleksi maupun penanganan herbarium dalam laboratorium.
Alat-alat yang diperlukan antara lain dalam pembuatan herbarium kering antara lain: pengepres specimen (sasak) dengan ukuran kertas karton 31,5 x 47,5 (ukuran menyesuaikan spesimen), koragerator dengan ukuran yang sama, kertas Koran dengan ukuran lebar 2 x lipat, benang, gunting, dan isolasi sesuai denga kebutuhan.
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Specimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain,suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak pada specimen herbarium.
b.      Koleksi
c.       Pengeringan
Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan specimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk specimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan specimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah. Untuk awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium,sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya. Awetan basah baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh specimen dalam larutan formalin 4%.
Cara pembuatan herbarium sangat mudah, apabila berikut ini adalah petunjuk untuk membuat herbarium :
Alat dan bahan :
karton,kardus
kertas Koran
sasak dari bamboo/tripleks
sample tanaman
alat tulis
formalin
gelas ukur
gunting
akuades
kertas label
selotip transparan
cara kerja membuat herbarium :
1. ambil salah satu tanaman atau bagian dari tanaman
2. cara pertama,masukkan tanaman itu pada sasak bamboo yang telah di buat dan keringkan tanaman dengan penjemuran terhadap cahaya matahari.Cara kedua, atur posisi tanaman pada lembaran Koran hingga rata. Lapisi lagi dengan beberapa lembar Koran,tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga tanaman terpress dengan kuat. Ganti Koran dengan yang kering setiap kali Koran pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang ulang hingga tanaman benar benar kering.
3. tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin
4. tanaman yang akan di buat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam amplop dan selipkan pada herbarium
5. tempelkan tanaman yang telah di keringkan pada karton dengan menggunakan jahitan tali/selotip.
6. lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book
7. pasang etikenya
cara membuat awetan basah :
1. siapkan specimen yang akan di awetkan
2. sediakan formalin yang telah di encerkan sesuai dengan keinginan
3. masukkan specimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah di encerkan
4. tutup rapat botol dan kemudian di beri label yang berisi nama spsimen tersebut dan familinya.
ATAU
Koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawetnya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium (Suyitno, 2004).
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain,suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak pada spesimen herbarium. Pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan spesimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah. Awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya. Awetan basah baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh spesimen dalam larutan formalin 4% (Setyawan dkk, 2005).
Herbarium kering, cara kering menggunakan tiga macam proses yaitu pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur di dalam oven. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk. Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi (Onrizal, 2005).


E.     Herbarium pada Tumbuahan Botani Tingkat Rendah
      Herbarium kering tumbuhan pada botani tingkat rendah yang meliputi paku-pakuan, alga dan lumut.
1.      Herbarium kering paku
2.      Herbarium kering lumut
3.      Herbarium kering alga

   F.     Kelebihan dan Kekurangan dari Herbarium
Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang. Kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar; tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh.
Sedangkan kelebihan dari herbarium adalah sebagai pelengkap bahan praktikum yang bisa langsung dibawa di dalam kelas atau ruangan. Cara pembutan yang tidak terlalu sulit,dan memudahkan praktikan meneliti tumbuhannya tanpa harus mengambil sample yang baru.


BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi
Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan specimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk specimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan specimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah. Untuk awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium



DAFTAR PUSTAKA

Hasnunidah Neni, S.pd, M.si. 2007. Botani Tumbuhan Rendah : UNILA (Universitas Lampung). Lampung
Padjoarinto, A, S, Sabbithah, dan S, Sulastri. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Proyek Pelatihan Tenaga Kependidikan. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta.
Onrizal.  2005.  Teknik Pembuatan  Herbarium.  Access by : http://ocw.usu.ac.id. Accession. Samarinda 25 Oktober 2015.
Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang PenelitianTaksonomi Tumbuhan di Sulawesi. UNS. Solo.
Suyitno, A.L.2004. Penyiapan Specimen Awetan  Objek  Biologi. Jurusan Biologi FMIPA UNY. Yogyakarta.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar