Kamis, 28 Desember 2017

PENANAMAN BAKTERI DENGAN METODE TUANG (POUR PLATE) DAN PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI



LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
PERCOBAAN 2
PENANAMAN BAKTERI DENGAN METODE TUANG (POUR PLATE)
DAN PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI

A.  Tujuan Percobaan
1.    Mahasiswa dapat mengetahui cara penanaman bakteri dengan metode tuang (Pour Plate).
2.    Mahasiswa dapat mengetahui cara perhitungan koloni bakteri setelah penanaman.

B.  Dasar Teori
Bakteri seperti makhlik hidup lainnya, melakukan reproduksi untuk mempertahankan spesiesnya. Sel bakteri dapat bereproduksi dengan baik, jika didukung oleh keberadaan nutrisi dan factor-faktor lain yang dibutuhkan.
Perbanyakan sel bakteri, melalui proses reproduksinya, menentukan pertumbuhan sel bakteri. Bakteri adalah makhluk uniseluler. Oleh karena itu, pertambahan jumlah sel bakteri, berarti juga terjadi pertambahan jumlah individu pada spesies bakteri tersebut.
Cara-cara reproduksi pada mikroorganisme umumnya secara aseksual, yaitu dengan pembelahan sel. Hasil dari proses pembelahan sel adalah terbentuknya dua sel anak. Oleh karena itu, jika semua factor pertumbuhan terpenuhi untuk terjadinya proses pembelahan sel, maka dalam waktu tertentu, akan dihasilkan sejumlah besar sel anak baru.
Penanaman   bakteri   atau   biasa   disebut   juga   inokulasi   adalah   pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Sel bakteri yang di inokulasikan kedalam satu medium pertumbuhan yang optimum, maka dalam waktu singkat, akan terjadi kenaikan jumlah sel yang cukup tinggi. Dalam rentang waktu yang sama, tidak semua bakteri mengalami kenaikan jumlah sel yang sama dalam kondisi medium yang sama.
Untuk mendapatkan atau menumbuhkan jenis mikroorganisme tertentu, maka dilakukan isolasi.   Prinsip   dari  isolasi  mikroba  adalah   memisahkan   satu jenis   mikroba   dengan mikroba   lain   yang   berasal   dari   campuran   bermacam­macam mikroba. Dengan menggunakan isolasi ini dapat  diidentifikasikan jenis bakteri tertentu baik dari kelimpahan maupun   morfologinya. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu  metode cawan tuang  dan  metode cawan gores.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
1.      Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi  kesalahan  dalam   pengamatan   atau   percobaaan  .dalam  labotarium pembuataanserum vaksin dan sebagainya.
2.      Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 tetes contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 9 tetes akuades.
3.      Pemindahan dengan kawat inokulasi
Kawat   inokulasi   sebaliknya   dari   platina   atau   nikel   .ujungnya   boleh   lurus juga boleh   berupa   kolongan   yang   diametrnya   1-3mm.   Dalam   melakukuan penanaman bakterikawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
 Teknik Inokulasi
Ada   beberapa   metode   yang   digunakan   untuk   mengisolasi   biakan   murni mikroorganisme yaitu :
1.      Metode gores  
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni :
·         Goresan T
·         Goresan Radian
·         Goresan sinambung
2.      Metode tusuk
3.      Teknik Isolasi Dan Pemurnian
4.      Metode Pengenceran
5.      Metode penanaman pada agar

 Metode penanaman pada agar
Pada metode penanaman pada agar, jika sedikit saja sel diletakkan dalam medium agar, maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Jika suspensi sel cukup diencerkan, koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki kemungkinan tinggi untuk diturunkan menjadi sel tunggal. Namun untuk membuat   yang   demikian,   penting   untuk   mengambil   satu   tipe   koloni   yang diinginkan, memasukkan ke dalam air dan menanamnya kembali ke agar. Dengan mengulangi   prosedur   ini   beberapa   kali   menjamin   untuk   memperoleh   biakan murni.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara  menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal  yang   penting   untuk   diketahui.  Istilah   pertumbuhan   yang   digunakan  untuk bakteri dan mikroorganisme biasanya mengacu pada perubahan didalam hasil panen (pertumbuhan massa sel) dan bukan perubahan individu organisme. Pertumbuhan   mikroorganisme   terdiri   dari   beberapa   fase   yaitu   fase   adaptasi, pertumbuhan awal, pertumbuhan logaritmik, pertumbuhan lambat, pertumbuhan tetap   (stationer),   menuju   kematian,   serta   fase   kematian.   Faktor­faktor   yang mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrien, air, pH, suhu dan oksigen. 
Mikroba   merupakan   organisme   yang   sangat   kecil.   Untuk   mengetahui banyaknya mikroba misalnya bakteri pada suatu sample sangat tidak mungkin bila kita   tidak   menggunakan   metode   penghitungan.   Dalam   dunia   mikrobiologi, mikroba   seperti   bakteri   dapat   diperkirakan   jumlahnya   dengan   suatu   metode penghitungan. Terdapat dua metode penghitungan bakteri yaitu metode hitungan mikroskopis   langsung   (direct   microscopis   count)   dan   metode   hitungan   tak langsung   (indirect   count)   dengan   hitungan   cawan,   baik   dengan   metode penyebaran maupun metode penuangan.
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba pada suatu bahan   dapat  dihitung   dengan   berbagai   macam   cara, tergantung   pada   bahan   dan   jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan   perhitungan jumlah   miroba   secara   tidak   langsung   yaitu   jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan.
Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba. Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara kuantitatif dari suatupopulasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling sering digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri (standard/viable plate count methode) dan analisa spektrofotometer /turbidimeter.
Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang hidup dapat berkembang menjadi koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul padacawan adalah indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam sampel.Teknik yang harus dikuasai dari metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah semua koloni diamati   untuk   memenuhi   persyaratan   statistik.   Cawan   yang   dipilih   untuk menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni. Organisme   yang   terdapat   dalam   sampel   asal   ditentukan   dengan   mengalikan jumlah   koloni   yang   terbentuk   dengan   faktor   pengenceran   pada   cawan   yang bersangkutan. Alat penghitung koloni disebut colony counter.
Prinsip dari perhitungan metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni   yang   dapat   dilihat   langsung   dan   kemudian   dapat   dihitung   tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surface spread plate). Pada metode   tuang,   sejumlah   sampel   (1   ml   atau   0,1   ml)   dari   pengenceran   yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambhkan agar-agar cair   yang   steril   yang   telah   didinginkan   (47-50oC)   sebanyak   15-20   ml   dan digoyangkan  supaya   sampelnya   menyebar.   Metode   ini   merupakan   cara   yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan :
a)      Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung
b)      Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
c)      Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karenakoloni   yang   terbentuk   mungkin   berasal   dari   mikroba   yang mempunyai penampakan spesifik
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan juga memiliki kelemahan sebagai berikut :
1)      Hasil   perhitungan   tidak   menunjukkan   hasil   yang   sebenarnya,   karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.
2)      Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang berbeda pula.
3)      Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak, jelas, dan tidak menyebar.
4)      Memerlukan   persiapan   dan   waktu   inkubasi   relatif   lama   sehingga pertumbuhan   koloni dapat dihitung.


C.    Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    Cawan petri yang telah disterilkan, 1 pasang
b.    Pipet ukur 10 ml yang telah disterilkan, 1 buah
c.    Tabung reaksi 10 ml yang telah diserilkan, 2 buah
d.   Bunsen, 1 buah
e.    Rak tabung reaksi, 1 buah
f.     Erlenmeyer 300 ml, 1 buah
g.    Erlenmeyer 500 ml, 1 buah
h.    Bola isap, 1 buah
i.      Inkubator, 1 buah
j.      Colony Counter, 1 buah
k.    Lemari Pendingin, 1 buah
l.      Hot Plate, 1 buah
2.    Bahan
a.    Media Agar (Mengandung 10 gram Nutrien Agar dan Aquades 500 ml), sebanyak 20 ml.
b.    Air sumur gelatik, 1 ml
c.    Kapas
d.   Label
e.    Aquades

D.    Prosedur Kerja
Penanaman bakteri teknik tuang
1.      Disiapkan media agar yang sebelumnya telah dipanaskan dengan hot plate hingga media agar mencair.
2.      Disiapkan 1 cawan petri steril dan 3 tabung reaksi steril.
3.      Diberi label nama pada cawan petri steril yaitu nama ketua kelas.
4.      Diberi label nama pada 3 tabung reaksi steril, yaitu enceran 10-1 pada tabung reaksi 1, enceran 10-2 pada tabung reaksi 2, dan 10-3 pada tabung reaksi 3.
5.      Dimasukan 9 tetes akuades dan 1 tetes air sumur terbuka dari jl. gelatik pada tabung reaksi pertama dengan menggunakan pipet tetes, kemudian tabung reaksi pertama dikocok dengan menggunakan tangan di kocok perlahan dan tutup dengan kapas.
6.      Diambil enceran sebanyak 1 tetes pada tabung rekasi pertama dan 9 tetes akuades dengan mengunakan pipet tetes dimasukan pada tabung reaksi kedua dan dekatkan pada Bunsen lalu dikocok dengan menggunakan tangan di kocok perlahan dan tutup dengan kapas.
7.      Diambil enceran sebanyak 1 tetes pada tabung rekasi kedua dan 9 tetes akuades dengan mengunakan pipet tetes dimasukan pada tabung reaksi ketiga dan dekatkan pada Bunsen lalu dikocok dengan menggunakan tangan di kocok perlahan dan tutup dengan kapas.
8.      Dituang media agar kira-kira 2/3 bagian pada cawan petri yang steril yang telah didekatkan pada Bunsen.
9.      Diambil enceran sebanyak 1 tetes pada tabung reaksi ketiga, kemudian buka cawan petri yang telah berisi media agar dan dekatkan pada bunsen, diteteskan perlahan enceran dari tabung reaksi tiga ke cawan petri.
10.  Dengan segera ditutup cawan petri dan diberi label nama kemudian putar membentuk angka delapan beberapa lama dengan perlahan usahakan media tidak menyentuh bagian dalam dari tutup cawan petri.
11.  Kemudian media agar didiamakan sampai membeku atau mengental
12.  Dibalik cawan petri kemudian dibungkus dengan kertas HVS dan di inkubasi di dalam inkubator dengan suhu 37oC.
13.  Diamati pertumbuahan bakteri dan dihitung jumlah koloninya dalam 48 jam.
Penghitungan koloni
1.      Disiapkan media agar yang telah terdapat koloni bakteri untuk dihitung.
2.      Disiapkan kertas HVS dan alat tulis serta  colony counter.
3.      Diletakan media agar berkoloni di atas  colony counter, kemudian dinyalakan lampu pada  colony counter disesuaikan pencahayaan sesuai keperluan.
4.      Setelah jelas terlihat koloni pada media agar dimulai penghitungan dengan menggunakan bolpoint yang terdapat pada  colony counter dengan memberikan tanda titik (.) pada permukaan cawan petri yang koloninya tampak.
5.      Secara otomatis  colony counter akan menghitung jumlah koloni sesuai titik yang dibuat, jumlah koloni yang ditemukan pada praktikum ini adalah 114 koloni.
6.       Dosen  akan menjelaskan terlebih dahulu cara menghitung jumlah kuman.



E.     Hasil Pengamatan
1.    Gambar koloni bakteri setelah dikultivasi dengan metode tuang (Pour Plate) dan telah inkubasi
2.    Hasil perhitungan koloni bakteri
Dari hasil perhitungan dengan colony counter diperoleh jumlah koloni  144
Tingkat pengenceran 10-2
Rumus jumlah koloni/ml = =    di mana Fp adalah tingkat pengenceran.
Jumlah koloni/ml =
                                 =
= 144  102

F.     Pembahasan
Metode hitungan cawan dilakukan dengan mengencerkan sampel suspensi bakteri ke dalam nutrisi kaldu agar. Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah antara 30 sampai 300 sel mikroba per ml, per gram atau per cm permukaan (Fardiaz,1993). Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung (waluyo, 2004).
Larutan yang digunakan untuk pengenceran harus memiliki sifat osmotik yang sama dengan keadaan lingkungan asal mikroba untuk menghindari rusaknya sel, selain itu juga dijaga agar tidak terjadi perbanyakan sel selama pengenceran. Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pengenceran decimal yaitu 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6. Dan yang diplating dan diamati adalah pengenceran 10-5 dan10-6. Hal ini karena diperkirakan koloni yang dibentuk oleh sampel bakteri berada pada jumlah yang dapat dihitung pada pengenceran tersebut. Selain itu, untuk perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara desimal. Selanjutnya dari tabung ke lima dan ke enam dituang ke dalam cawan petri (penanaman atau plating) dengan media KNA secara aseptik. Plating atau penanaman bakteri adalah proses pemindahan bakteri dari medium lama ke medium baru (Dwijoseputro, 1978). Pada penanaman bakteri dibutuhkan kondisi aseptik atau steril, baik pada alat maupun proses, untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroba yang tidak diinginkan.
Media KNA digunakan karena media KNA merupakan media yang paling cocok untuk kultur bakteri. Selanjutnya cawan petri diinkubasikan selama 2 x 24 jam pada suhu 37 ºC. inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah mikroba maksimal yang dapat dihitung langsung oleh mata.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin tingki tinggkat pengenceran yang dilakukan maka semakin sedikit mikroba yang dapat dihitung. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil pengamatan pada cawan petri hasil pengenceran kelima yang menghasilkan 7 koloni bakteri sedangkan pada cawan petri hasil pengenceran yang ke enam terdapat 4 koloni bakteri.
Pada praktikum kita kali ini didapatkan data yaitu, dari hasil perhitungan dengan colony counter diperoleh jumlah koloni  144, dan tingkat pengenceran 10-2.
Rumus jumlah koloni/ml = =    di mana Fp adalah tingkat pengenceran.
Jumlah koloni/ml         =
                                    =
= 144  102
Jadi jumlah koloni yang didapatkan pada praktikum kita adalah 144  102

G.    Kesimpulan
Pada praktikum kita kali ini didapatkan kesimpulan yaitu:
Dari hasil perhitungan dengan colony counter diperoleh jumlah koloni  144
Tingkat pengenceran 10-2
Rumus jumlah koloni/ml = =    di mana Fp adalah tingkat pengenceran.
Jumlah koloni/ml =
                                    =
= 144  102
Jadi jumlah koloni yang didapatkan pada praktikum kita adalah 144  102

DAFTAR PUSTAKA


Boleng, Didimus Tanah. 2015. BAKTERIOLOGI Konsep-Konsep Dasar. UMM Press. Malang.

DA Pasta et al, 2012. Maspari Journal. DA Pasta et al. / Maspari Journal 04 (2012) 77-82. Diakses pada 05 juni 2016 di Samrinda.

 Sutiknowati, Lies Indah, 2013.  Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 1, Hlm. 204-218, Juni 2013. Diakses pada 05 juni 2016 di Samrinda.

Anonim. 2011. Perhitungan Angka Kuman. http://documents.tips/documents/laporan-mikri-perhitungan-angka-kuman.html. Diakses pada 05 juni 2016 di Samrinda.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar