Kamis, 28 Desember 2017

Perkembangan Embriologi Ayam



PERCOBAAN 1
Perkembangan Embriologi Ayam

A.    Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui organ yang terbentuk pada setiap tahap perkembangan embrio ayam.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui lapisan embrional yang membentuk bakal organ pada ayam.

B.     Dasar Teori
Embrio (bahasa Yunani: έμβρυον) yaitu, merupakan sel atau organisme yang hidup pada masa di awal pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup sendiri.  Sebenarnya definisi tentang embrio itu bervariasi, tergantung pada organisme masing-masing. Misal pada manusia, yaitu organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah untuk menghasilkan organisme multisel. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada manusia, terbentuk embrio (mudhghah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh. (Anonim,2013)

Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.
Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain:
1.                  Sel tunggal (yang telah dibuahi)
2.                  Blastomer
3.                  Blastula
4.                  Gastrula
5.                  Neurula
6.                  Embrio / Janin (Anonim,2013)
     Awal perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan somatopleura meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk. Daerah luar tubuh embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan terbentuk lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embriohampir terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas. Daerah kepala embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan meisahkan antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub sephal. Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan memisahkan bagian ekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami pelipatan dan dukenal dengan nama lipatan ekor membentuk kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan tersebut embentuk dinding saluran percernaan primitive. Bagian tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap terbuka dan pada daerah ini, dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus pada kantung yol. Walaupun kantung yolk berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk, namun makanan tidak diambil embrio melalui tangkai yolk .
      Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima, disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah dari detoplasma dan ia terus menerus e dalam detoplasma.
      Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan
      Perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini. Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel, perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke sel lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah beberapa sel dekat permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula.
      Blastulasi pada ayam termasuk blastula yang berbentuk pipih atau cakram (diskoblastik) yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: periblas hipoblas dan juga sentoblas. Gastrulasi pada ayam merupaan proses dari pembentukan stria primitif yang terdiri dari alur dan pematang primitif berupa garis dilinea mediana, Stria primitif berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam.
      Tahap neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keeping neural, lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjut setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ectoderm, mesoderm dan endoderm. Perkembangan embio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis.
      Dalam perkembangannya, embrio dibantu  kantung oleh  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning  yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen (Aspan, 2009).
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas dan selama itu terjadi Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator (Nuryati, 2005).
      Semua sel yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas. Beberapa sel-sel  epiblas yang lewat melalui primitive streak berpindah secara lateral ke dalam blastosel, dan menghasilkan mesoderm, bermigrasi melalui strak tersebut ke arah bawah, dsan bercampur dengan sel-sel hipoblas. Sel- sel epiblas yangmasih tetap di permukaan akan menjadi ectoderm. Setela memisah dari endoderm sel-sel hipobals membentuk sebagian dari kantung yang melindungi  kuning telur dan batang yang menghubungkan massa kuning telur dengan embrio. Setelah ketiga lapisan germinal tersebut terbentuk, perbatasan cakram embrionik melipat kearah bawah dan menyatu, sehingga membagi embrio menjadi pipa berlapis tiga yang disatukan ke bagian tengah di kuning telur. Lapisan jaringan yang berada diluar proper embrio berkembang menjadi empat membrane ekstra membrionik  yang mendukung perkembangan embrio selanjutnya didalam sel telur. Keempat “membran” ini, masing-masing merupakan satu lembaran sel, yaitu kantung kuning telur ( yolk sack), amnion, korion dan alantois. ( Reece-Mitchell,2004). Telur segar memilikikondisi isi telur yang baik dimana kondisi putih telurnya kental dan tebal dengan kuning telur yang berada ditengah (Neka Meliyati, dkk, 2011).
      Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh  kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Dinding kantung kuning  telur dapat menghasilkan enzim yang berfungsi  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumin (Anonimus, 2013).
Layaknya seorang bayi dalam perut ibunya,embrio anak ayam di dalam telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari hari ke hari. Embrio di dalam telur sebagai awal mula kehidupan seekor ayam ternyata memiliki keunikan pertumbuhan di dalamnya Pengetahuan tentang perkembangan embrio di dalam telur perlu diketahui di hatchery dengan cara memahami cirri-cirinya (CP-buletin service, 2007).

Perkembangan embrio terjadi diluar tubuh induk. Telur-telur diinkubasikan dengan menggunakan mesin-mesin penetas telur buatan, seperti "Missouri" Bandung (Sri Sudarwatl dan Tlen Wiati Suryono, 1975). Embrio mengambil bahan makanan dari dalam telur sehingga induk tidak mampu menambahkannya. Ungggas tidak memiliki siklus estrus dan tidak terjadi double ovulasi sebab ovulasi terjadi beberapa saat ( 30 menit ) setelah peneluran, dan ovulasi berikutnya tidak akan terjadi apabila dalam oviduk masih terdapat telur. (Tri Yuawanta,2004 )
Perkembangan embrio ayam dalam telur selama proses penetasan, penting untuk diketahui. Pada hari pertama, selama inkubasi selama 16 jam, tanda pertama diketahui adalah embrio ayam dan setelah 24 jam sudah terbentuk mata. Pada hari ke-2 selama  inkubasi satu jam, mulai terbentuk jantung. Pada hari ke-3 masa inkubasi 8 jam, mulai terbentuk amnion, 6 jam kemudian terbentuk alantois, dan seterusnya sampai hari ke-21. ( Bambang Agus Murtidjo,1992).
Perkembangan embrio ayam terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur.  Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang. Namun dibutuhkan alat bantu seperti mikroskop maupun kaca pembesar. Untuk mengetahui perkembangan secara makroskopis kita bias melihat dari cirri-ciri perkembangannya setiap hari (Anonimus, 2014).
Setelah tahap-tahap perkembangan selama 21 hari diatas, embrio akan menetas dan melewati proses perkembangan. Secara umum ada tiga periode perkembangan setelah menetas pada unggas yaitu periode starter (periode baru menetas), periode grower (periode pertumbuhan), dan periode layer (periode dewasa) (Widya Sari, dkk, 2013).
Awal perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan somatopleura meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk. Daerah luar tubuh embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan terbentuk lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embriohampir terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas (Adnan, 2012).
Daerah kepala embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan meisahkan antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub sephal. Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan memisahkan bagian ekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami pelipatan dan dukenal dengan nama lipatan ekor membentuk kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan tersebut embentuk dinding saluran percernaan primitive. Bagian tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap terbuka dan pada daerah ini, dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus pada kantung yol. Walaupun kantung yolk berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk, namun makanan tidak diambil embrio melalui tangkai yolk (Adnan, 2012).
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima, disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah dari detoplasma dan ia terus menerus dalam detoplasma (Kimball, 1983).
Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini. Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel, perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke sel lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah beberapa sel dekat permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula (Campbell, 2006).
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas dan selama itu terjadi Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator (Nurhayati, 2005).
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan blastodisc akan menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur dikeluarkan, pembelahan seluler terus berlangsung selagi temperature di atas 75º F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah, oleh karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan kedalam incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi pembelahan sel antara waktu tersebut (Arthur, 2008).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Amelia, 2010).




















C. Alat dan Bahan
1.Alat
a. Incubator
b. Bak Alumunium
c. Pinset
d. Cawan Petri
e. Scalpel

2.Bahan
a. Telur ayam yang sudah dieramkan dalam incubator



















D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum.
2.  Memilih telur ayam kampung yang telah diinkubasi selama 18 jam, 24 jam, 32 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam.
3. Memecahkan cangkang telur yang telah diinkubasi selama 18 jam dan menuangnya ke dalam cawan petri.
4. Membuat lubang pada kertas saring dengan menggunakan gunting yang besar lubang pada kertas saring disesuaikan dengan besar embrio ayam yang akan diamati.
5. Meletakkan kertas saring di atas bakal embrio, sehingga hanya bakal embrio yang tampak pada lubang kertas saring tersebut.
6. Mengangkat kertas saring dengan menggunakan pinset sehingga embrio yang telah dibersihkan ikut bersama kertas saring.
7. Memindahkan ke atas gelas objek dan meletakkak di bawah mikroskop, kemudian mengamati dan menggambar bagian-bagiannya.
8. Melakukan perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 24 jam,32 jam,48 jam,72 dan 92 jam.













E. Hasil Pengamatan
Pada 18 jam Sudah terbentuk :
1.    Area Pellusida,
2.    Primitive streak
3.    Head Process (future cranial part of the notochord)
4.    Primitive knot
5.    Primitive ridge
6.    Primitive groove
 
Usia 18 jam
Description: Description: D:\IMG20151204122900.jpg


Pada 24 jam Sudah terbentuk :
1.      Proamnion
2.      Lipatan kepala,
3.      kantong di bawah lipatan kepala
4.      area pellucida
5.      area vaskuolosa
6.      Nodus Hensen
7.      Stria primitive
8.      Chorda dorsalis
9.      Somit
10.  Torus modullaris
11.  Sulcus neuralis
 
Usia 24 jam
Description: Description: D:\praktikum\GAMBAR FIX\telur\ayam\usia 24 jam.jpg



Pada usia 32 jam sudah terbentuk :
1.      Proamnion
2.      Neuroporus anterior
3.      Vesikula optica
4.      enterior depan
5.      Jantung (cor)
6.      vena omphalomesenterica
7.      Pint enteron depan
8.      canalis neuralis
9.      chorda dorsalis
10.  anteria omphalomesenterica
11.  Sinus rhombiodalis
12.  Satria primitiva
13.  lipatan badan lateral
14.  somit
15.  rhombencephalon
16.  messencephalon
17.  prosencephalon
 
Usia 32 jam


Description: D:\1450925019253.jpg
 
 








Usia 48 jam
Pada usia 48 jam, sudah terbentuk:
1.               epyphyse
2.               telenchephalon
3.               dienchephalon
4.               Vesicula optica
5.               cor
6.               lipatan ekor
7.               chorda dorsalis

 



Usia 72 jam
Pada usia 48 jam, sudah terbentuk:
1.    fovea olfactoria
2.    telenchephalon
3.    Vesicula optica
4.    diencephalon
5.    lipatan ekor
6.    Mesencephalon
7.    myelencephalon
8.    somit
9.    kuntum kaki

 




Pada usia 96 jam telah terbentuk:
1.    Vesikula optica
2.    arcus baranchialis II
3.    arcus baranchialis I
4.    metencephalon
5.    Messencephalon
6.    diencephalon
7.    epiphysa
8.    telencephalon
9.    fofea olfactoria
10.              arteria omphalonmesenterica
11.              allantaris
12.              kuntum kaki
13.              vena omphalonmesenterica
 
Usia 96 jam
Description: Description: D:\IMG20151207174933.jpg 










F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang mengamati perkembangan embrio pada telur ayam yaitu, Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Fertilitas adalah persentase telur yang fertil dari sejumlah telur yang ditetaskan.Telur fertil ialah telur yang dibuahi/telur hasil perkawinan antara jantan dan sel betina. Ada beberapa factor yang mempengaruhi fertilitas yaitu: pengaturan suhu, pengaturan kelembaban, pembalikan telur, periode kritis dan candling. Rongga udara memberi identitas lamanya telur disimpan,rongga udara yang diperlukan adalah rongga udara yang tingginya kurang dari 1 cm.
Embrio yang sedang tumbuh didalam tubuh membutuhkan temperature yang optimum selama penetasan. Gejolak temperature yang terlalu eksterm akan menyebabkan kematian embrio. Adapun temperature yang optimum untuk telur tetas tidak sama pada semua telur, tetapi tergantung pada besarnya telur, kualitas kerabang, genetic, umur telur ketika dimasukkan kedalam rak mesin tetas/incubator. Komponen-komponen terpenting  dari udara adalah O2, N, CO2 dan uap air, lalu lintas udara ini dilakukan melalui pori-pori pada kerabang untuk pernapasan embrio berupa O2 dan pembuangan gas CO2 dari hasil pembakaran embrio. O2 ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup embrio, bila jumlah O2 dalam ruang incubator berkurang maka kematian embrio sudah diambang pintu. Kebutuhan O2 ini diambil oleh mesin pipa-pipa ventilasi. Semakin besar embrio maka akan semakin banyak udara yang dibutuhkandan ventilasi semakin penting.
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan blastodisc akan menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur dikeluarkan, pembelahan seluler terus berlangsung selagi temperature di atas 75º F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah, oleh karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan kedalam incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi pembelahan sel antara waktu tersebut.
1. Hari Pertama
Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.
Pada hari pertama pengamata hanya terlihat 3 bagian dari telur ayam yakni,Peta takdir,area ovaca,dan zona vasikulata.Peta takdir merupakan cikal bakal dari pembentukan jantung,sementara area ovaca merupakan tahap awal pembentukan organ tubuh,dan zona vasikullata merupakan pembentuk pembuluh darah bagi embrio.perhatikan,
2. Hari Kedua
Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive streake – suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
Pada hari kedua mulai terbentuk jantung, hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Sedang memulai dimana letak telinga, pembuluh saraf columna vertebrae. Saat ini adalah saat yang kritis dari kehidupan embrio, sebab saat itu jantung mulai berdetak. Peredaran darah dimulai, dengan kerja sama antara kantung darah dengan kantung selaput kuning telur.
3. Hari Ketiga
Pada  jantung hari ketiga ini, sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop  gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
Pada hari ketiga ini bentuk jantung tergambar, kaki mulai terbentuk dan dikembangkan, terbentuk sayap, embrio mulai berputar, dengan mata tampak pembuluh darah, organ tubuh lengkap,terbentuk lidah, adanya selaput amnion, ada cairan corio alantois, umbilicalis fungsinya menyalurkan makanan ke embrio atau memfiksir embrio.
4. Hari Keempat
Di hari ini, mata sudah mulai kelihatan. Mata tersebut tampak sebagai bintik gelap yang terletak disebelah kanan jantung. Selain itu jantung sudah membesar. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.
5. Hari Kelima
Hari kelima ini embrionya sudah tampak jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala sudah berdekatan sehingga tampak seperti huruf C. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan. Embrio sudah terletak didalam amnion dan pembuluh sudah semakin banyak dari pada hari sebelumnya. Selain itu telah terdapat pula optic fecicel, prosencephalon, metencephalon, rombencephalon, dan umbilicalis.
Pada hari kelima ini, embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan
6. Hari Keenam
Pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya.

Amnion merupakan kantong yang membantu embrio muda selama perkembangannya, dimana kantung ini dipenuhi suatu cairan yang transparan dan bersifat mukoid, dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio. Menjelang kelahiran cairan ini ditelan oleh foetus kembali. Pada ayam berfungsi untuk mencegah embrio kering, meniadakan goncangan, keleluasaan embrio berubah-ubah sikap, dan menyerap albumin.
Chorion merupakan selaput perpaduan antara selaput bagian dalam kerabang telur dengan alantois. Chorion berasal dari sebelah luar zona amniotic. Pada proses pembentukan plasenta merupakan bagian dari  foetus. Bersama-sama dengan alantois membentuk selaput choriallantois. Chorion kaya akan pembuluh darah yang berfungsi menyempurnakan fungsi metabolic. Alantois merupakan selaput yang membantu system sirkulasi dan apabila telah berkembang sempurna ia akan mengelilingi embrio.











G. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini tentang mengamati perkembangan embrio pada telur ayam dapat disimpulkan bahwa perkembangan embrio ayam dibantu oleh :
1. Kuning telur (vitellus),
2. Amnion selaput yang menyelubungi embrio, berfungsi sebagai bantal agar vitellus tetap berada di tempatnya
3. Alantois berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme, dan
4. Chorion merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi di dalam pertukaran gas dan air.

Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein, protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua kategori:
1. Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di  hati hampir 60% dari total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati.

















DAFTAR PUSTAKA




Campbell. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Sugiyanto. 1996. Perkembangan Hewan. Fakulatas Biologi UGM: Yokyakarta.

Tim Dosen UNM, 2008. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Universitas Negeri Makasar.

Bradley M, Patten.(1950). Early Embriology of The Thich. McGraw-Hill Book Company,
New York.
Ham, Arthur Worth.(1957).HISTOLOY.J.B. Lippincott Company: USA














LEMBAR PENGESAHAN




















                                                                                                      Samarinda, 28 Desember 2015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikum                                                                Praktikan



Drs. H. Jailani, M.Si                                                                            Muhammad Arif B
NIP.19621218 198903 1 003                                                             Nim. 1305015063

Tidak ada komentar:

Posting Komentar