PERCOBAAN 1
Perkembangan Embriologi Ayam
A. Tujuan
1. Mahasiswa
dapat mengetahui tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
2. Mahasiswa dapat mengetahui
organ yang terbentuk pada setiap tahap perkembangan embrio ayam.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui lapisan embrional yang membentuk bakal organ pada ayam.
B. Dasar
Teori
Embrio
(bahasa Yunani: έμβρυον) yaitu, merupakan sel atau organisme yang hidup pada masa di awal pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup sendiri.
Sebenarnya
definisi tentang embrio itu bervariasi, tergantung pada organisme masing-masing. Misal pada manusia, yaitu organisme yang berkembang biak
secara seksual, ketika satu sel sperma
membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam
tumbuhan, hewan, dan
beberapa protista, zigot akan mulai membelah untuk menghasilkan organisme multisel. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada manusia,
terbentuk embrio
(mudhghah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh. (Anonim,2013)
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.
Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat
sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.
Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang
melalui beberapa fase, antara lain:
1.
Sel tunggal (yang telah dibuahi)
2.
Blastomer
3.
Blastula
4.
Gastrula
5.
Neurula
6.
Embrio / Janin (Anonim,2013)
Awal perkembangan embrio ayam
menunjukkan bahwa splanknopleura dan somatopleura meluap keluar dari tubuh
embrio hingga di atas yolk. Daerah luar tubuh embrio dinamakan daerah ekstra
embrio. Mula-mula tubuh embrio tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan
ekstra embrio dan intra embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh
embrio, secara berurutan terbentuk lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh
embriohampir terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas
antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas. Daerah kepala
embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan meisahkan
antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub sephal.
Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan memisahkan
bagian ekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami pelipatan dan
dukenal dengan nama lipatan ekor membentuk kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan
tersebut embentuk dinding saluran percernaan primitive. Bagian tengah usus tengah
yang menghadap yolk tetap terbuka dan pada daerah ini, dinding kantung yolk
berhubungan dengan dinding usus pada kantung yol. Walaupun kantung yolk
berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk, namun makanan tidak diambil
embrio melalui tangkai yolk .
Pembelahan lebih sukar
dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima, disini berlangsung pembelahan
partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu membentuk cangkang bentuk
cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan blastomer sentral yang
melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang
merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah dari detoplasma dan ia
terus menerus e dalam detoplasma.
Proses morfogenetik
yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel blastula
secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu kelompok hewan dengan
kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan
Perubahan seluler yang
sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini. Mekanisme seluler yang umum
tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel, perubahan dalam bentuk sel
dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke sel lain dan ke molekuler
matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah beberapa sel dekat
permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan
mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula.
Blastulasi pada ayam
termasuk blastula yang berbentuk pipih atau cakram (diskoblastik) yang mempunyai
bagian-bagian sebagai berikut: periblas hipoblas dan juga sentoblas. Gastrulasi
pada ayam merupaan proses dari pembentukan stria primitif yang terdiri dari
alur dan pematang primitif berupa garis dilinea mediana, Stria primitif
berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam.
Tahap neurula ayam
nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keeping neural, lipatan neural,
dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjut setelah terbentuk
neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ectoderm,
mesoderm dan endoderm. Perkembangan embio ayam pada berbagai umur inkubasi
merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis.
Dalam perkembangannya,
embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung
kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini
mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi
sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,
menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang
terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois,
serta membantu mencerna albumen (Aspan, 2009).
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan
embrio sampai menetas dan selama itu terjadi Selama pembelahan awal seluler,
terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi,
yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua
lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan
terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator (Nuryati, 2005).
Semua sel
yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas. Beberapa sel-sel epiblas yang lewat melalui primitive streak berpindah secara
lateral ke dalam blastosel, dan menghasilkan mesoderm, bermigrasi melalui strak
tersebut ke arah bawah, dsan bercampur dengan sel-sel hipoblas. Sel- sel
epiblas yangmasih tetap di permukaan akan menjadi ectoderm. Setela memisah dari
endoderm sel-sel hipobals membentuk sebagian dari kantung yang melindungi kuning telur dan batang yang menghubungkan
massa kuning telur dengan embrio. Setelah ketiga lapisan germinal tersebut
terbentuk, perbatasan cakram embrionik melipat kearah bawah dan menyatu,
sehingga membagi embrio menjadi pipa berlapis tiga yang disatukan ke bagian
tengah di kuning telur. Lapisan jaringan yang berada diluar proper embrio
berkembang menjadi empat membrane ekstra membrionik yang mendukung perkembangan embrio
selanjutnya didalam sel telur. Keempat “membran” ini, masing-masing merupakan
satu lembaran sel, yaitu kantung kuning telur ( yolk sack), amnion, korion dan
alantois. ( Reece-Mitchell,2004). Telur segar memilikikondisi isi
telur yang baik dimana kondisi putih telurnya kental dan tebal dengan kuning
telur yang berada ditengah (Neka Meliyati, dkk, 2011).
Dalam
perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan
alantois. Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan enzim yang
berfungsi mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion
berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen
ke embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa-sisa pencernaan yang
terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna
albumin (Anonimus, 2013).
Layaknya seorang bayi dalam perut ibunya,embrio anak ayam di dalam
telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari hari ke hari. Embrio di
dalam telur sebagai awal mula kehidupan seekor ayam ternyata memiliki keunikan
pertumbuhan di dalamnya Pengetahuan tentang perkembangan embrio
di dalam telur perlu diketahui di hatchery dengan cara memahami cirri-cirinya
(CP-buletin service, 2007).
Perkembangan
embrio terjadi diluar tubuh induk. Telur-telur diinkubasikan dengan menggunakan
mesin-mesin penetas telur buatan, seperti "Missouri" Bandung (Sri
Sudarwatl dan Tlen Wiati Suryono, 1975). Embrio mengambil bahan makanan dari
dalam telur sehingga induk tidak mampu menambahkannya. Ungggas tidak memiliki
siklus estrus dan tidak terjadi double ovulasi sebab ovulasi terjadi beberapa
saat ( 30 menit ) setelah peneluran, dan ovulasi berikutnya tidak akan terjadi
apabila dalam oviduk masih terdapat telur. (Tri Yuawanta,2004 )
Perkembangan embrio ayam dalam telur selama proses
penetasan, penting untuk diketahui. Pada hari pertama, selama inkubasi selama
16 jam, tanda pertama diketahui adalah embrio ayam dan setelah 24 jam sudah
terbentuk mata. Pada hari ke-2 selama
inkubasi satu jam, mulai terbentuk jantung. Pada hari ke-3 masa inkubasi
8 jam, mulai terbentuk amnion, 6 jam kemudian terbentuk alantois, dan seterusnya
sampai hari ke-21. ( Bambang Agus Murtidjo,1992).
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama
berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa
kuning telur, albumen, dan kerabang telur.
Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio
ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang. Namun dibutuhkan
alat bantu seperti mikroskop maupun kaca pembesar. Untuk mengetahui
perkembangan secara makroskopis kita bias melihat dari cirri-ciri
perkembangannya setiap hari (Anonimus, 2014).
Setelah
tahap-tahap perkembangan selama 21 hari diatas, embrio akan menetas dan
melewati proses perkembangan. Secara umum ada tiga periode perkembangan setelah
menetas pada unggas yaitu periode starter (periode baru menetas),
periode grower (periode pertumbuhan), dan periode layer (periode
dewasa) (Widya Sari, dkk, 2013).
Awal perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan
somatopleura meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk. Daerah luar
tubuh embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio tidak
mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra embrio saling
berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan terbentuk
lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embriohampir terpisah dari yolk. Adanya
lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi
semakin jelas (Adnan, 2012).
Daerah kepala embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala
dan meisahkan antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk
sub sephal. Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan
memisahkan bagian ekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami pelipatan
dan dukenal dengan nama lipatan ekor membentuk kantung sub kaudal.
Lipatan-lipatan tersebut embentuk dinding saluran percernaan primitive. Bagian
tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap terbuka dan pada daerah ini,
dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus pada kantung yol. Walaupun
kantung yolk berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk, namun makanan tidak
diambil embrio melalui tangkai yolk (Adnan, 2012).
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima,
disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah
itu membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang
merupakan blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan
terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas
terpisah dari detoplasma dan ia terus menerus dalam detoplasma (Kimball, 1983).
Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan
kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu
kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan
perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini.
Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel,
perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke
sel lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi
adalah beberapa sel dekat permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih
dalam. Hal ini akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang
disebut gastrula (Campbell, 2006).
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan
embrio sampai menetas dan selama itu terjadi Selama pembelahan awal seluler,
terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi,
yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua
lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan
terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator (Nurhayati, 2005).
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan
blastodisc akan menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur
dikeluarkan, pembelahan seluler terus berlangsung selagi temperature di atas
75º F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah, oleh
karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan kedalam
incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi pembelahan
sel antara waktu tersebut (Arthur, 2008).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase
cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum
ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat
tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah
oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel
dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum
masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini
dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai
makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem
vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain
theca layer yang merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga
memungkinkan cairan plasma dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan
kedua berupa lamina basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring
komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada
oocyte adalah lapisan perivitellin yang berupa material protein bersifat
fibrous (berongga) (Amelia, 2010).
C. Alat dan Bahan
1.Alat
a.
Incubator
b. Bak
Alumunium
c. Pinset
d. Cawan Petri
e. Scalpel
2.Bahan
a. Telur ayam
yang sudah dieramkan dalam incubator
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan pada saat praktikum.
2. Memilih telur ayam kampung yang
telah diinkubasi selama 18 jam, 24 jam, 32 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam.
3. Memecahkan cangkang telur yang telah diinkubasi selama 18 jam dan
menuangnya ke dalam cawan petri.
4. Membuat lubang pada kertas saring dengan menggunakan gunting yang besar
lubang pada kertas saring disesuaikan dengan besar embrio ayam yang akan
diamati.
5. Meletakkan kertas saring di atas bakal embrio, sehingga hanya bakal
embrio yang tampak pada lubang kertas saring tersebut.
6. Mengangkat kertas saring dengan menggunakan pinset sehingga embrio yang
telah dibersihkan ikut bersama kertas saring.
7. Memindahkan ke atas gelas objek dan meletakkak di bawah mikroskop,
kemudian mengamati dan menggambar bagian-bagiannya.
8. Melakukan perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 24 jam,32
jam,48 jam,72 dan 92 jam.
E. Hasil Pengamatan
|

|

|
|
Usia
48 jam
|

Usia 72 jam


|

|

F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang mengamati perkembangan embrio pada telur
ayam yaitu, Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air,
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk
pertumbuhan embrio sampai menetas. Selama pembelahan awal seluler, terbentuk
dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang
biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan
ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk
ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Fertilitas adalah persentase telur yang fertil dari sejumlah telur yang
ditetaskan.Telur fertil ialah telur yang dibuahi/telur hasil perkawinan antara
jantan dan sel betina. Ada beberapa factor yang mempengaruhi fertilitas yaitu:
pengaturan suhu, pengaturan kelembaban, pembalikan telur, periode kritis dan
candling. Rongga udara memberi identitas lamanya telur disimpan,rongga udara
yang diperlukan adalah rongga udara yang tingginya kurang dari 1 cm.
Embrio yang sedang tumbuh didalam tubuh membutuhkan temperature yang
optimum selama penetasan. Gejolak temperature yang terlalu eksterm akan
menyebabkan kematian embrio. Adapun temperature yang optimum untuk telur tetas
tidak sama pada semua telur, tetapi tergantung pada besarnya telur, kualitas
kerabang, genetic, umur telur ketika dimasukkan kedalam rak mesin
tetas/incubator. Komponen-komponen terpenting dari udara adalah O2,
N, CO2 dan uap air, lalu lintas udara ini dilakukan melalui pori-pori
pada kerabang untuk pernapasan embrio berupa O2 dan pembuangan gas
CO2 dari hasil pembakaran embrio. O2 ini sangat penting
untuk keberlangsungan hidup embrio, bila jumlah O2 dalam ruang
incubator berkurang maka kematian embrio sudah diambang pintu. Kebutuhan O2
ini diambil oleh mesin pipa-pipa ventilasi. Semakin besar embrio maka akan
semakin banyak udara yang dibutuhkandan ventilasi semakin penting.
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan
blastodisc akan menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur
dikeluarkan, pembelahan seluler terus berlangsung selagi temperature di atas
75º F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah, oleh
karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan kedalam
incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi pembelahan
sel antara waktu tersebut.
1. Hari Pertama
Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih
berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan
bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang
sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit
setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan
embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.
Pada hari pertama pengamata hanya terlihat 3 bagian dari telur ayam
yakni,Peta takdir,area ovaca,dan zona vasikulata.Peta takdir merupakan cikal
bakal dari pembentukan jantung,sementara area ovaca merupakan tahap awal
pembentukan organ tubuh,dan zona vasikullata merupakan pembentuk pembuluh darah
bagi embrio.perhatikan,
2. Hari
Kedua
Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah
terlihat primitive streake – suatu bentuk memanjang dari pusat
blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm
terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem
sirkulasi darah.
Pada hari kedua mulai terbentuk jantung, hati dan pembuluh darah mulai
berkembang. Sedang memulai dimana letak telinga, pembuluh saraf columna
vertebrae. Saat ini adalah saat yang kritis dari kehidupan embrio, sebab saat
itu jantung mulai berdetak. Peredaran darah dimulai, dengan kerja sama antara
kantung darah dengan kantung selaput kuning telur.
3. Hari Ketiga
Pada jantung hari ketiga ini, sudah mulai terbentuk dan berdenyut
serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti
mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan
awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan
menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi
melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
Pada hari ketiga ini bentuk jantung tergambar, kaki mulai terbentuk dan
dikembangkan, terbentuk sayap, embrio mulai berputar, dengan mata tampak
pembuluh darah, organ tubuh lengkap,terbentuk lidah, adanya selaput amnion, ada
cairan corio alantois, umbilicalis fungsinya menyalurkan makanan ke embrio atau
memfiksir embrio.
4. Hari
Keempat
Di hari ini, mata sudah mulai kelihatan. Mata tersebut tampak sebagai
bintik gelap yang terletak disebelah kanan jantung. Selain itu jantung sudah
membesar. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.
5. Hari Kelima
Hari kelima ini embrionya sudah tampak jelas. Kuncup-kuncup anggota badan
sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala sudah berdekatan sehingga tampak seperti
huruf C. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan. Embrio sudah terletak
didalam amnion dan pembuluh sudah semakin banyak dari pada hari sebelumnya.
Selain itu telah terdapat pula optic fecicel, prosencephalon, metencephalon,
rombencephalon, dan umbilicalis.
Pada hari kelima ini, embrionya sudah mulai tampak lebih jelas.
Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Dengan menggunakan
mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan alat reproduksi dan
sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan
6. Hari
Keenam
Pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk.
Mata sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada
sudah mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat
otak, amnion dan alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya.
Amnion
merupakan kantong yang membantu embrio muda selama perkembangannya, dimana
kantung ini dipenuhi suatu cairan yang transparan dan bersifat mukoid,
dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio. Menjelang kelahiran
cairan ini ditelan oleh foetus kembali. Pada ayam berfungsi untuk mencegah
embrio kering, meniadakan goncangan, keleluasaan embrio berubah-ubah sikap, dan
menyerap albumin.
Chorion merupakan selaput perpaduan antara selaput bagian dalam kerabang
telur dengan alantois. Chorion berasal dari sebelah luar zona amniotic. Pada
proses pembentukan plasenta merupakan bagian dari foetus. Bersama-sama
dengan alantois membentuk selaput choriallantois. Chorion kaya akan pembuluh
darah yang berfungsi menyempurnakan fungsi metabolic. Alantois merupakan
selaput yang membantu system sirkulasi dan apabila telah berkembang sempurna ia
akan mengelilingi embrio.
G. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini tentang mengamati
perkembangan embrio pada telur ayam dapat disimpulkan bahwa perkembangan
embrio ayam dibantu oleh :
1. Kuning telur (vitellus),
2. Amnion selaput yang menyelubungi
embrio, berfungsi sebagai bantal agar vitellus tetap berada di tempatnya
3. Alantois berfungsi untuk
mengedarkan zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa
metabolisme, dan
4. Chorion merupakan selaput ekstra
embrionik paling luar. chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi di dalam
pertukaran gas dan air.
Penyusun utama kuning telur adalah
air, lipoprotein, protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur
diklasifikasikan menjadi dua kategori:
1. Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan
disintesis di hati hampir 60% dari total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri dari high density lipoprotein
(HDL) dan low density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan
keduanya disintesis dalam hati.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Sugiyanto. 1996. Perkembangan Hewan.
Fakulatas Biologi UGM: Yokyakarta.
Tim Dosen UNM, 2008. Penuntun Praktikum
Perkembangan Hewan. Universitas Negeri Makasar.
Bradley M, Patten.(1950). Early Embriology of
The Thich. McGraw-Hill Book Company,
New York.
Ham, Arthur Worth.(1957).HISTOLOY.J.B. Lippincott Company:
USA
LEMBAR
PENGESAHAN
Samarinda, 28 Desember 2015
Mengetahui,
Dosen
Pembimbing Praktikum Praktikan
Drs.
H. Jailani, M.Si Muhammad
Arif B
NIP.19621218 198903 1 003 Nim. 1305015063
NIP.19621218 198903 1 003 Nim. 1305015063
Tidak ada komentar:
Posting Komentar