Kamis, 28 Desember 2017

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DAN STERILISASI



LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DAN STERILISASI

A.    Tujuan Percobaan
1.      Mahasiswa dapat mengenal alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum mata kuliah bakteriologi.
2.      Mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara penggunaan alat-alat laboratorium dengan benar
3.      Mahasiswa dapat mengetahui cara sterilisasi alat dan bahan dengan menggunakan autoklaf.

B.     Dasar Teori
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang  tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk  meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara–cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat–alat yang berhubungan dengan penelitian untuk memudahkan dalam melakukan penelitian (Cipto suriantika, 2013).
Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alatalat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung (Cipto suriantika, 2013).

Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran kecil (Cipto suriantika, 2013).
Di samping peralatan gelas, pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan. Penangas air untuk mencairkan medium, maknetik stirrer untuk mengaduk dan tabung durham untuk penelitian fermentasi. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara / teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Cipto suriantika, 2013)
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba (Cipto suriantika, 2013).
Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk sporanya. Kita hanya menjumpai di alam adanya benda yang steril dan tidak steril. Tidak ada benda yang setengah steril. Benda steril berarti benda tersebut bebas dari mikroorganisme. Sterilisasi dapat dikatakan juga bahwa sebuah proses untuk mematikan semua bentuk kehidupan (Didimus, 2015:66).
Steril akan didapatkan melalui sterilisasi, sedang cara strerilisasi yang umum dilakukan adalah :
1.      Sterilisasi Secara Fisik
Sterilisasi secara fisik, misal dengan pemanasan, penggunaan sinar bergelombang pendek seperti sinar – x, sinar gamma, sinar ultra – violet, dan sebagainya (Didimus, 2015:67).
Sterilisasi secara fisik dengan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan tekanan tinggi, misalnya dengan penggunaan autoclave dengan temperatur 121o C dengan tekanan 15 lbs. Waktu yang diperlukan tergantung banyak sedikitnya bahan atau medium yang distreilkan, umumnya berkisar antara 15 sampai 20 menit.
    Sterilisasi secara fisik pada intinya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu secara kering dan secara basah. Sterilisasi secara kering dapat secara langsung pemanasan dengan mempergunakan udara panas. Yang mempergunakan udara panas alatnya disebut hot air sterilizer, dipergunakan untuk menyeterilkan alat-alat yang tahan panas, misalnya alat-alat dari gelas, pipet, dan lain-lain. Dengan alat ini, temperatur digunakan bersuhu 110o – 180o C, lamanya 2 jam.
a.       Sterilisasi Kering
  Sterilisasi kering dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,
1)   Pemijaran, diterapkan pada ose ujung-ujung pinset, dan sudip (spatula) logam.
2)   Jilatan Api (Flaming), diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Benda-benda ini dijilatkan pada api bunzen tanpa membiarkannya memijar. Dapat juga dilakukan dengan mencelupkannya ke dalam spiritus bakar, kemudian dibakar. Tetapi cara ini tidak menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk sterilisasi. Cara ini sering diterapkan terhadap permukaan baskom dan mortir.
3)   Tanur Uap Panas (Hot-Air Oven), digunakan suhu 160o- 165o selama 1 jam. Cara ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering terbuat dari kaca seperti tabung reaksi, pinggan petri, labu, pipet, pinset, skalpel, gunting, kapas hapus tenggorok,, alat suntik dari kaca. Juga diterapkan terhadap bahan-bahan kering  dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk (talk, dermatol), lemak minyak. Penyusupan panas ke dalam bahan-bahan ini berjalan lambat sekali karena itu harus disterikan dalam jumlah sedikit dan dalam lapisan tipis tidak lebih dari 0,5 cm dalam pinggan petri. Kadang-kadang dilakukan sterilisasi pada suhu 170oC selama 2 jam.
b.      Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah ada 2 macam yaitu yang menggunakan tekanan lebih besar dan yang tidak menggunakan tekanan. Yang menggunakan tekanan alatnya disebut autoclave dan alat-alat yang disterilkan dengan autoclave  ialah media-media, alat-alat, dari gelas dan untuk cairan yang tahan pada temperatur tinggi. Untuk alat ini biasa digunakan tekanan 2 atmosfer dengan suhu 121,6oselama 25-30 menit. Alat sterilisasi basah yang tidak menggunakan tekanan adalah Arnold Steam Sterilizer digunakan untuk sterilisasi media-media atau cairan yang tidak tahan panas.
2.      Sterilisasi secara Kemis (Kimiawi)
Banyak bahan untuk pembuatan media biakan terlalu peka terhadap panas untuk disterilisasi di dalam  autoclave. Untuk bahan demikian, metode sterilisasi kimiawi yang dapat diandalkan akan bermanfaat sekali. Syarat utama sebagai bahan untuk sterilisasi ialah bahwa zat kimia itu harus mudah menguap dan bersifat racun, sehingga dapat segera dihilangkan dari benda yang akan disterilisasi setelah perlakuan.
Senyawa kimia yang banyak digunakan adalah larutan CuSO4, AgNO3, HgCl2, dan ZnO serta alkohol dengan kadar antara 50-75% karena cepat menyebabkan koagulasi protein mikroba. Larutan garam seperti NaCl (9%), KCl(11%), dan KNO3(10%) dapat dipergunakan karena tekanan osmotiknya yaitu dehidrasi protein pada substrat. Sedang asam kuat dan basa kuat dapat digunakan karena dapat menghidrolisis isi sel mikroba. Larutan KMnO4(10%) dan HCl(1,1%) dapat mengoksidasi substrat. Sedang larutan CuSO4 digunakan untuk algisida. Khlor dan senyawa khlor digunakan sebagai desinfektan terutama pada tempat penyimpanan air. Juga  larutan formalin atau formaldehida dengan kadar antara 4-20%.
3.      Sterilisasi secara Mekanik
    Untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi maupun tekanan tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, sterilisasinya harus dilakukan secara mekanik, misalnya dengan saringan. Di dalam bidang mikroba, penyaringan secara fisik yang paling banyak digunakan ialah dengan filter khusus, misal filter Berkefeld, filter Chamberland, filter Seitz. Jenis filter mana yang mau dipergunakan, tergantung kepada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring.Pada saat ini yang paling banyak digunakan adalah filter Chamberland dan Berkefeld yang mempunyai ukuran porositas filter V (viel atau kasar), N (normal), dan W (weing atau halus).
          Otoklaf, pada alat ini bahan-bahan yang akan di sterilisasi , dipanaskan sampai suhu 121 derajat celcius selama 15-20 menit pada tekanan uap 15 pound per inci (kira-kira 1,5 atm). Uap air jenuh memanaskan bahan tersebut, sehungga dengan cepat diseterilkan dengan melepaskan panas yang laten (Didimus, 2015:70).
Udara merupakan penghantar panas yang buruk. Oleh sebab itu, harus dikeluarkan dari otoklaf. Rongga di dalam otoklaf tidak boleh diisi penuh dengan benda-benda yang akan disterilkan supaya terjadi aliran uap yang cukup baik (Didimus, 2015:70).
Otoklaf dipergunakan untuk mensterilkan pembenuhan bahan-bahan dari karet, pakaian, pembalut dan lain-lain (Didimus, 2015:71).
Banyak bahan-bahan atau benda-benda yang mengandung berbagai macam bacteria, misalnya nanah (pus), dahak, urine, dan lain-lain. Suatu kultur yang mengandung lebih dari satu jenis mikroba, disebut kultur campuran (mixed culture). Apabila kultur ini ditumbuhkan pada media padat akan selalu menunjukkan berjenis-jenis koloni dari mikrobia. Apabila kita ingin mempelajari satu jenis mikrobia tertentu dari suatu kultur campuran, maka kita dapat mengambilnya dengan sebuah jarum steril yang disentuhkan pada bagian koloni yang akan diselidiki dan sampel tersebut dipindahkan ke suatu media yang steril agar tidak kena kontaminasi dengan mikroba lain. Mikrobanya akan tumbuh dengan baik pada kultur murni, yaitu suatu kultur yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu macam atau jenis mikroba saja (Jeneng Tarigan, 1988: 119).
 
C.    Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    Cawan petri, 1 pasang
b.    Erlenmeyer 300 ml, 1 buah
c.    Erlenmeyer 500 ml, 1 buah
d.   Tabung reaksi, 3 buah
e.    Batang pengaduk, 1 buah
f.     Jarum ose, 1 buah
g.    Bunsen, 1 buah
h.    Pipet ukur 10 ml, 1 buah
i.      Corong kaca, 1 buah
j.      Spatula, 1 buah
k.    Autoklaf, 1 buah
l.      Inkubator, 1 buah
m.  Timbangan digital, 1 buah
n.    Lemari pendingin, 1 buah
o.    Bola hisap, 1 buah
p.    Colony Counter, 1 buah
q.    Rak tabung rekasi, 1 buah
r.     Hot Plate, 1 buah

2.    Bahan
a.    Aquades
b.    Nutrien Agar
c.    Kapas
d.   Aluminium foil
e.    Kertas A4
f.     Label
g.    Karet gelang


D.    Prosedur Kerja
1.    Perkenalan Alat dan Bahan
a.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.    Diperkenalkan kegunaan dan ukuran alat dan bahan yang digunakan
2.    Pembuatan Media Agar
a.    Ditimbang Nutrien Agar (NA) sebanyak 10 gram
b.    Dimasukkan aquades ke dalam erlenmeyer sebanyak 500 ml
c.    Dimasukkan Nutrien Agar yang telah ditimbang ke dalam erlenmeyer yang berisi aquades
d.   Diaduk sampai semua bubuk Nutrien Agar (NA) larut.
3.    Sterilisasi
a.    Dicuci cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer dan pipet ukur dan dikeringkan.
b.    Dibungkus tabung reaksi, erlenmeyer 300 ml, dan erlenmeyer 500 ml berisi media agar dengan aluminium foil dan diikat karet gelang.
c.    Dibungkus cawan petri, pipet ukur, dan batang pengaduk dengan kertas A4.
d.   Diberi label masing-masing alat yang telah dibungkus sesuai dengan nama kelompok.
e.    Semua alat yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam Autoklaf untuk disterilisasi sampai suhu 1210C selama 15 menit.
f.     Alat dan bahan yang sudah disterilisasi dengan Autoklaf siap dipakai untuk penanaman bakteri.


E.     Hasil Pengamatan
1.    Alat dan Bahan yang digunakan dalam sterilisasi dan penanaman bakteri
No
Nama dan Gambar Alat dan Bahan
Keterangan

Cawan Petri
Digunakan untuk penanaman bakteri yang nantinya diisi dengan Nutrien Agar

Pipet Ukur
Digunakan untuk mengambil dan mengukur volume larutan atau bahan cair

Jarum Ose
Digunakan untuk mengambil koloni bakteri dari media agar

Erlenmeyer
Digunakan dalam membuat Media Agar dan menampung bahan cair berupa air sumur yang diperkirakan mengandung bakteri. Erlenmeyer yang dipakai berukuran 300 ml dan 500 ml

Tabung Reaksi (10 ml)
Digunakan dalam pengenceran bahan cair (air sumur)

Bunsen
Digunakan dalam sterilisasi alat. Bunsen berisi spiritus dan sumbu.

Corong
Membantu memasukan bahan cair (aquades) ke dalam labu Erlenmeyer

Batang Pengaduk
Alat yang digunakan untuk mengaduk suspensi atau larutan

Colony Counter
Digunakan untuk Perhitungan koloni bakteri setelah penanaman bakteri dalam media agar

Hot Plate
Digunakan untuk memanaskan nutrien agar dan menghomogenkan nutrien agar dengan aquades

Autoklaf
Digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan dengan menggunakan uap panas

Inkubator
Digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu,

Timbangan
Digunakan untuk mengukur massa Nutrien Agar (NA) yang dibutuhkan

Rak Tabung Reaksi
   
Digunakan untuk meletakkan tabung reaksi

Bola Isap
Digunakan untuk mengisap larutan yang akan diukur

Lemari Pendingin
Digunakan untuk menyimpan cawan petri berisi koloni bakteri yang telah ditanam

Spatula
Digunakan untuk mengambil bahan Nutrien Agar (NA)

Aquades
Digunakan untuk melarutkan Nutrien Agar (NA)

Aluminium foil
Digunakan untuk menutup mulut tabung reaksi dan erlenmeyer sebelum disterilisasi

Nutrien Agar
Digunakan sebagai media tanam bakteri berisi nutrisi untuk pertumbuhan bakteri

Kapas
Bahan yang digunakan untuk menutup mulut tabung reaksi dalam proses pengenceran

Kertas HVS
Digunakan untuk membungkus alat dan sebelum disterilisasi dengan autoklaf

Karet Gelang
Digunakan untuk mengikat kertas pembungkus dengan alat yang akan disterilisasi

Label
Digunakan untuk mempermudah dalam menandai alat dan bahan yang digunakan

2.    Hasil dari sterilisasi alat dan bahan
No
Gambar Alat dan Bahan
Keterangan

Pipet Ukur, Cawan Petri dan Gelas Ukur yang telah disterilisasi dalam Autoklaf yang sebelumnya telah dibungkus dengan kertas


Erlenmeyer yang telah disterilisasi yang sebelumnya telah dibungkus dengan aluminium foil.

Erlenmeyer berisi media agar yang telah disterilisasi yang sebelumnya telah dibungkus dengan aluminium foil.




F.     Pembahasan
Praktikum pengenalan alat dan bahan serta sterilisasi kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum bakteriologi beserta fungsinya. Selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat menegetahui cara sterilisasi alat dan bahan menggunakan otoklaf.
Pada praktikum bakteriologi yang pertama ini adalah perkenalan alat dan bahan yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan mengenali kegunaan dan ukuran alat dan bahan yang digunakan, kemudian pembuatan media agar dengan menimbang nutrien agar (NA) sebanyak 10 gram kedalam erlenmeyer dengan air sampai 500ml lalu dilarutkan. Lngkah selanjutnya adalah sterilisasi dengan mencuci alat yang akan di sterilisasi, dikerinhkan dan dibungkus dengan kertas A4, di beri table dan dimasukkan ke dalam Autoklaf untuk disterilisasi sampai suhu 1210C selama 15 menit, dengan begitu alat dan bahan yang sudah disterilisasi dengan Autoklaf siap dipakai untuk penanaman bakteri.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam praktikum bakteri kali ini dapat diketahui beberapa alat yang digunakan dalam praktikum bakteriologi dan dijelaskan juga fungsi serta cara penggunaan alat. Alat-alat ini seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media padat. Bunsen berfungsi sebagai alat untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari kaca dan juga dipakai mensterilkan alat lainnya seperti ose dan jarum inocolom dengan cara memanaskan, cara penggunaan bunsen yaitu dengan cara menyalakan sumbu yang terdapat pada Bunsen.
Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Rak tabung reaksi yang pada umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi. Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang akan digunakan dalam suatu pengkulturan, labu Erlenmeyer juga dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, serta mengkultivasi mikroba dalam kultur cair. Labu ukur adalah wadah yang terbuat dari gelas jernih dengan penutup, leher panjang dan berfungsi untuk menyimpan hasil ekstraksi dan pengenceran.
Cara penggunaannya memasukkan zat atau larutan yang akan diencerkan ke dalam labu ukur kemudian menambahkan aquadest sampai batas garis skala yang telah ditentukan. Gelas ukur berfungsi mengukur larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Gelas ukur ini terbuat dari kaca dan cara penggunaannya dengan melihat volume yang tertera pada gelas ukur tersebut. Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media.


G.    Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan berupa:
1.      Alat  dan bahan meliputi cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, batang pengaduk, jarum ose, bunsen, pipet ukur, corong kaca, spatula, autoklaf, inkubator, timbangan digital, lemari pendingin, bola hisap, colony counter, rak tabung rekasi, dan hot plate. Bahan yang digunakan adalah aquades, nutrien Agar kapas, aluminium foil, kertas A4, label, dan karet gelang.
2.      Alat-alat mikrobiologi memiliki nama, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda,
3.      Sterilisasi alat gelas dengan menggunakan oven,sedangkan alat non gelas dengan menggunakan autoklaf dan alat lain ; ose dengan cara dipijarkan dan enkas dengan cara menyemprotkan alkohol kemudian menyalakan.


DAFTAR PUSTAKA


Boleng, Didimus Tanah. 2015. BAKTERIOLOGI Konsep-Konsep Dasar. UMM Press. Malang.

Suriantika, Cipto. 2014. STERILISASI DAN PENGENALAN ALAT. https://cipto suriantika.files.wordpress.com/2014/01/mikrobiologi-virologi-11.pdf. Diakses pada 05 juni 2016 di Samrinda.

J. Vandepitte.2005. ProsedurLlaboratorium Dasar Untuk Bakteriologi Klinis. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anonim. 2013. Sterilisasi. https://wikipedia,Sterilisasi/2013/03.com. Diakses pada 05 juni 2016 di Samrinda.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar