LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DAN STERILISASI
A.
Tujuan
Percobaan
1. Mahasiswa
dapat mengenal alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum mata kuliah
bakteriologi.
2. Mahasiswa
dapat memahami fungsi dan cara penggunaan alat-alat laboratorium dengan benar
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui cara sterilisasi alat dan bahan dengan menggunakan autoklaf.
B.
Dasar
Teori
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
mikroorganisme yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang untuk meneliti apa
saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme
diperlukan teknik atau cara–cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk
bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun
karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan
serta mengetahui cara penggunaan alat–alat yang berhubungan dengan penelitian
untuk memudahkan dalam melakukan penelitian (Cipto suriantika, 2013).
Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita
tidak terlepas dari alatalat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu
diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan.
Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan
peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa
alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet
volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji,
termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan
rak tabung (Cipto suriantika, 2013).
Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang
khusus untuk melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan
adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati objek yang berukuran kecil (Cipto suriantika, 2013).
Di samping peralatan gelas, pada laboratorium
mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven,
mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup,
keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme
dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi
atau larutan. Penangas air untuk mencairkan medium, maknetik stirrer untuk
mengaduk dan tabung durham untuk penelitian fermentasi. Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau
bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya
diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara / teknik sterilisasi. Hal ini
dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi
memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Cipto suriantika, 2013)
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang
untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat
pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari
mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen
antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya
keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang
akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada
beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan
berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini
tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris
bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan
mikroba (Cipto suriantika, 2013).
Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu
benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk sporanya.
Kita hanya menjumpai di alam adanya benda yang steril dan tidak steril. Tidak
ada benda yang setengah steril. Benda steril berarti benda tersebut bebas dari
mikroorganisme. Sterilisasi dapat dikatakan juga bahwa sebuah proses untuk
mematikan semua bentuk kehidupan (Didimus, 2015:66).
Steril akan didapatkan melalui sterilisasi, sedang
cara strerilisasi yang umum dilakukan adalah :
1. Sterilisasi
Secara Fisik
Sterilisasi
secara fisik, misal dengan pemanasan, penggunaan sinar bergelombang pendek
seperti sinar – x, sinar gamma, sinar ultra – violet, dan sebagainya (Didimus, 2015:67).
Sterilisasi
secara fisik dengan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan tekanan
tinggi, misalnya dengan penggunaan autoclave dengan temperatur 121o
C dengan tekanan 15 lbs. Waktu yang diperlukan tergantung banyak sedikitnya
bahan atau medium yang distreilkan, umumnya berkisar antara 15 sampai 20 menit.
Sterilisasi
secara fisik pada intinya
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu secara kering dan secara basah. Sterilisasi
secara kering dapat secara langsung pemanasan dengan mempergunakan udara panas.
Yang mempergunakan udara panas alatnya disebut hot air sterilizer, dipergunakan
untuk menyeterilkan alat-alat yang tahan panas, misalnya alat-alat dari gelas,
pipet, dan lain-lain. Dengan alat ini, temperatur digunakan bersuhu 110o
– 180o C, lamanya 2 jam.
a.
Sterilisasi Kering
Sterilisasi
kering dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,
1) Pemijaran, diterapkan pada ose ujung-ujung pinset,
dan sudip (spatula) logam.
2) Jilatan
Api (Flaming), diterapkan
terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup.
Benda-benda ini
dijilatkan pada api bunzen tanpa membiarkannya memijar. Dapat juga dilakukan
dengan mencelupkannya ke dalam spiritus bakar, kemudian dibakar. Tetapi cara
ini tidak menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk sterilisasi. Cara ini
sering diterapkan terhadap permukaan baskom dan mortir.
3) Tanur
Uap Panas (Hot-Air
Oven), digunakan suhu
160o-
165o selama 1 jam. Cara ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering terbuat dari kaca seperti
tabung reaksi, pinggan petri, labu, pipet, pinset, skalpel, gunting, kapas
hapus tenggorok,, alat suntik dari kaca. Juga diterapkan terhadap bahan-bahan
kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk (talk, dermatol), lemak
minyak. Penyusupan panas ke dalam bahan-bahan ini berjalan lambat sekali karena
itu harus disterikan dalam jumlah sedikit dan dalam lapisan tipis tidak lebih
dari 0,5 cm dalam pinggan petri. Kadang-kadang dilakukan sterilisasi pada suhu
170oC selama 2 jam.
b. Sterilisasi
Basah
Sterilisasi basah ada 2 macam yaitu yang menggunakan
tekanan lebih besar dan yang tidak menggunakan tekanan. Yang menggunakan
tekanan alatnya disebut autoclave dan alat-alat yang disterilkan dengan autoclave
ialah media-media, alat-alat, dari gelas dan untuk cairan yang tahan
pada temperatur tinggi. Untuk alat ini biasa digunakan tekanan 2 atmosfer
dengan suhu 121,6oselama 25-30 menit. Alat sterilisasi basah yang
tidak menggunakan tekanan adalah Arnold Steam Sterilizer digunakan untuk
sterilisasi media-media atau cairan yang tidak tahan panas.
2. Sterilisasi
secara Kemis (Kimiawi)
Banyak bahan untuk pembuatan media biakan terlalu
peka terhadap panas untuk disterilisasi di dalam autoclave. Untuk
bahan demikian, metode sterilisasi kimiawi yang dapat diandalkan akan
bermanfaat sekali. Syarat utama sebagai bahan untuk sterilisasi ialah bahwa zat
kimia itu harus mudah menguap dan bersifat racun, sehingga dapat segera
dihilangkan dari benda yang akan disterilisasi setelah perlakuan.
Senyawa kimia yang banyak digunakan adalah larutan
CuSO4, AgNO3, HgCl2, dan ZnO serta alkohol
dengan kadar antara 50-75% karena cepat menyebabkan koagulasi protein mikroba.
Larutan garam seperti NaCl (9%), KCl(11%), dan KNO3(10%) dapat
dipergunakan karena tekanan osmotiknya yaitu dehidrasi protein pada substrat.
Sedang asam kuat dan basa kuat dapat digunakan karena dapat menghidrolisis isi
sel mikroba. Larutan KMnO4(10%) dan HCl(1,1%) dapat mengoksidasi
substrat. Sedang larutan CuSO4 digunakan untuk algisida. Khlor dan
senyawa khlor digunakan sebagai desinfektan terutama pada tempat penyimpanan
air. Juga larutan formalin atau formaldehida dengan kadar antara 4-20%.
3. Sterilisasi
secara Mekanik
Untuk
beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi maupun tekanan tinggi akan
mengalami perubahan atau penguraian, sterilisasinya harus dilakukan secara
mekanik, misalnya dengan saringan. Di dalam bidang mikroba, penyaringan secara
fisik yang paling banyak digunakan ialah dengan filter khusus, misal filter Berkefeld,
filter Chamberland, filter Seitz. Jenis filter mana yang mau
dipergunakan, tergantung kepada tujuan penyaringan dan benda yang akan
disaring.Pada saat ini yang paling banyak digunakan adalah filter Chamberland
dan Berkefeld yang mempunyai ukuran porositas filter V (viel atau
kasar), N (normal), dan W (weing atau halus).
Otoklaf,
pada alat ini bahan-bahan yang akan di sterilisasi , dipanaskan sampai suhu 121
derajat celcius selama 15-20 menit pada tekanan uap 15 pound per inci
(kira-kira 1,5 atm). Uap air jenuh memanaskan bahan tersebut, sehungga dengan
cepat diseterilkan dengan melepaskan panas yang laten (Didimus, 2015:70).
Udara merupakan penghantar panas yang buruk. Oleh
sebab itu, harus dikeluarkan dari otoklaf. Rongga di dalam otoklaf tidak boleh
diisi penuh dengan benda-benda yang akan disterilkan supaya terjadi aliran uap
yang cukup baik (Didimus, 2015:70).
Otoklaf dipergunakan untuk mensterilkan pembenuhan
bahan-bahan dari karet, pakaian, pembalut dan lain-lain (Didimus, 2015:71).
Banyak bahan-bahan atau benda-benda yang mengandung
berbagai macam bacteria, misalnya nanah (pus), dahak, urine, dan lain-lain.
Suatu kultur yang mengandung lebih dari satu jenis mikroba, disebut kultur
campuran (mixed culture). Apabila kultur ini ditumbuhkan pada media padat akan
selalu menunjukkan berjenis-jenis koloni dari mikrobia. Apabila kita ingin
mempelajari satu jenis mikrobia tertentu dari suatu kultur campuran, maka kita
dapat mengambilnya dengan sebuah jarum steril yang disentuhkan pada bagian
koloni yang akan diselidiki dan sampel tersebut dipindahkan ke suatu media yang
steril agar tidak kena kontaminasi dengan mikroba lain. Mikrobanya akan tumbuh
dengan baik pada kultur murni, yaitu suatu kultur yang hanya dapat ditumbuhi
oleh satu macam atau jenis mikroba saja (Jeneng Tarigan, 1988: 119).
C.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
a.
Cawan
petri, 1 pasang
b.
Erlenmeyer
300 ml, 1 buah
c.
Erlenmeyer
500 ml, 1 buah
d.
Tabung
reaksi, 3 buah
e.
Batang
pengaduk, 1 buah
f.
Jarum
ose, 1 buah
g.
Bunsen,
1 buah
h.
Pipet
ukur 10 ml, 1 buah
i.
Corong
kaca, 1 buah
j.
Spatula,
1 buah
k.
Autoklaf,
1 buah
l.
Inkubator,
1 buah
m. Timbangan digital, 1 buah
n.
Lemari
pendingin, 1 buah
o.
Bola
hisap, 1 buah
p.
Colony
Counter, 1 buah
q.
Rak
tabung rekasi, 1 buah
r.
Hot
Plate, 1 buah
2.
Bahan
a.
Aquades
b.
Nutrien
Agar
c.
Kapas
d.
Aluminium
foil
e.
Kertas
A4
f.
Label
g.
Karet
gelang
D.
Prosedur
Kerja
1.
Perkenalan
Alat dan Bahan
a.
Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
b.
Diperkenalkan
kegunaan dan ukuran alat dan bahan yang digunakan
2.
Pembuatan
Media Agar
a.
Ditimbang
Nutrien Agar (NA) sebanyak 10 gram
b.
Dimasukkan
aquades ke dalam erlenmeyer sebanyak 500 ml
c.
Dimasukkan
Nutrien Agar yang telah ditimbang ke dalam erlenmeyer yang berisi aquades
d.
Diaduk
sampai semua bubuk Nutrien Agar (NA) larut.
3.
Sterilisasi
a.
Dicuci
cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer dan pipet ukur dan dikeringkan.
b.
Dibungkus
tabung reaksi, erlenmeyer 300 ml, dan erlenmeyer 500 ml berisi media agar
dengan aluminium foil dan diikat karet gelang.
c.
Dibungkus
cawan petri, pipet ukur, dan batang pengaduk dengan kertas A4.
d.
Diberi
label masing-masing alat yang telah dibungkus sesuai dengan nama kelompok.
e.
Semua
alat yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam Autoklaf untuk disterilisasi
sampai suhu 1210C selama 15 menit.
f.
Alat
dan bahan yang sudah disterilisasi dengan Autoklaf siap dipakai untuk penanaman
bakteri.
E.
Hasil
Pengamatan
1.
Alat
dan Bahan yang digunakan dalam sterilisasi dan penanaman bakteri
No
|
Nama dan Gambar Alat dan Bahan
|
Keterangan
|
|
Cawan Petri
|
Digunakan untuk penanaman
bakteri yang nantinya diisi dengan Nutrien Agar
|
|
Pipet Ukur
|
Digunakan untuk
mengambil dan mengukur volume larutan atau bahan cair
|
|
Jarum Ose
|
Digunakan untuk
mengambil koloni bakteri dari media agar
|
|
Erlenmeyer
|
Digunakan dalam
membuat Media Agar dan menampung bahan cair berupa air sumur yang
diperkirakan mengandung bakteri. Erlenmeyer yang dipakai berukuran 300 ml dan
500 ml
|
|
Tabung Reaksi (10 ml)
|
Digunakan dalam
pengenceran bahan cair (air sumur)
|
|
Bunsen
|
Digunakan dalam
sterilisasi alat. Bunsen berisi spiritus dan sumbu.
|
|
Corong
|
Membantu
memasukan bahan cair (aquades) ke dalam labu Erlenmeyer
|
|
Batang Pengaduk
|
Alat yang
digunakan untuk mengaduk suspensi atau larutan
|
|
Colony Counter
|
Digunakan untuk
Perhitungan koloni bakteri setelah penanaman bakteri dalam media agar
|
|
Hot Plate
|
Digunakan untuk memanaskan
nutrien agar dan menghomogenkan nutrien agar dengan aquades
|
|
Autoklaf
|
Digunakan untuk
mensterilkan alat dan bahan dengan menggunakan uap panas
|
|
Inkubator
|
Digunakan untuk
menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu,
|
|
Timbangan
|
Digunakan untuk
mengukur massa Nutrien Agar (NA) yang dibutuhkan
|
|
Rak Tabung Reaksi
|
Digunakan untuk
meletakkan tabung reaksi
|
|
Bola Isap
|
Digunakan untuk
mengisap larutan yang akan diukur
|
|
Lemari Pendingin
|
Digunakan untuk
menyimpan cawan petri berisi koloni bakteri yang telah ditanam
|
|
Spatula
|
Digunakan untuk
mengambil bahan Nutrien Agar (NA)
|
|
Aquades
|
Digunakan untuk
melarutkan Nutrien Agar (NA)
|
|
Aluminium foil
|
Digunakan untuk
menutup mulut tabung reaksi dan erlenmeyer sebelum disterilisasi
|
|
Nutrien Agar
|
Digunakan sebagai
media tanam bakteri berisi nutrisi untuk pertumbuhan bakteri
|
|
Kapas
|
Bahan yang
digunakan untuk menutup mulut tabung reaksi dalam proses pengenceran
|
|
Kertas HVS
|
Digunakan untuk membungkus
alat dan sebelum disterilisasi dengan autoklaf
|
|
Karet Gelang
|
Digunakan untuk
mengikat kertas pembungkus dengan alat yang akan disterilisasi
|
|
Label
|
Digunakan untuk
mempermudah dalam menandai alat dan bahan yang digunakan
|
2.
Hasil
dari sterilisasi alat dan bahan
No
|
Gambar Alat dan Bahan
|
Keterangan
|
|
|
Pipet Ukur, Cawan
Petri dan Gelas Ukur yang telah disterilisasi dalam Autoklaf yang sebelumnya
telah dibungkus dengan kertas
|
|
|
Erlenmeyer yang telah disterilisasi yang sebelumnya
telah dibungkus dengan aluminium foil.
|
|
|
Erlenmeyer berisi media agar yang telah disterilisasi
yang sebelumnya telah dibungkus dengan aluminium foil.
|
F.
Pembahasan
Praktikum pengenalan alat dan bahan
serta sterilisasi kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui alat dan
bahan yang akan digunakan dalam praktikum bakteriologi beserta fungsinya.
Selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat menegetahui cara sterilisasi alat
dan bahan menggunakan otoklaf.
Pada praktikum bakteriologi yang
pertama ini adalah perkenalan
alat dan bahan yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan mengenali kegunaan dan ukuran alat dan bahan yang digunakan,
kemudian pembuatan media agar dengan menimbang nutrien agar (NA) sebanyak 10 gram
kedalam erlenmeyer
dengan air sampai 500ml lalu dilarutkan. Lngkah selanjutnya adalah sterilisasi dengan mencuci alat
yang akan di sterilisasi, dikerinhkan dan dibungkus dengan kertas A4, di beri
table dan dimasukkan ke dalam
Autoklaf untuk disterilisasi sampai suhu 1210C selama 15 menit,
dengan begitu alat
dan bahan yang sudah disterilisasi dengan Autoklaf siap dipakai untuk penanaman
bakteri.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan dalam praktikum bakteri kali ini dapat diketahui beberapa alat yang
digunakan dalam praktikum bakteriologi
dan dijelaskan juga fungsi serta cara penggunaan alat. Alat-alat ini seperti
tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan penampungan cairan
lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media padat.
Bunsen berfungsi sebagai alat untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari kaca
dan juga dipakai mensterilkan alat lainnya seperti ose dan jarum inocolom
dengan cara memanaskan, cara penggunaan bunsen yaitu dengan cara menyalakan sumbu
yang terdapat pada Bunsen.
Tabung reaksi adalah gelas tahan
panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan
medium atau larutan yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah
penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan
skala. Rak tabung reaksi yang pada umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi
sebagai tempat menyimpan tabung reaksi. Labu erlenmeyer berfungsi untuk
menampung larutan, bahan atau cairan yang akan digunakan dalam suatu
pengkulturan, labu Erlenmeyer juga dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, serta mengkultivasi mikroba
dalam kultur cair. Labu ukur adalah wadah yang terbuat dari gelas jernih dengan
penutup, leher panjang dan berfungsi untuk menyimpan hasil ekstraksi dan
pengenceran.
Cara penggunaannya memasukkan zat
atau larutan yang akan diencerkan ke dalam labu ukur kemudian menambahkan
aquadest sampai batas garis skala yang telah ditentukan. Gelas ukur berfungsi
mengukur larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Gelas ukur ini
terbuat dari kaca dan cara penggunaannya dengan melihat volume yang tertera
pada gelas ukur tersebut. Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk
dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan
kultur media.
G.
Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan berupa:
1. Alat dan bahan meliputi cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi,
batang pengaduk,
jarum ose, bunsen, pipet ukur, corong kaca, spatula, autoklaf, inkubator, timbangan digital, lemari pendingin, bola hisap, colony counter, rak tabung rekasi, dan
hot plate.
Bahan yang digunakan adalah aquades, nutrien Agar kapas, aluminium foil, kertas A4, label, dan karet gelang.
2. Alat-alat
mikrobiologi memiliki nama, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda,
3. Sterilisasi
alat gelas dengan menggunakan oven,sedangkan alat non gelas dengan menggunakan
autoklaf dan alat lain ; ose dengan cara dipijarkan dan enkas dengan cara
menyemprotkan alkohol kemudian menyalakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Boleng,
Didimus Tanah. 2015. BAKTERIOLOGI
Konsep-Konsep Dasar. UMM Press. Malang.
Suriantika,
Cipto. 2014. STERILISASI DAN PENGENALAN
ALAT. https://cipto
suriantika.files.wordpress.com/2014/01/mikrobiologi-virologi-11.pdf.
Diakses pada 05 juni 2016 di Samrinda.
J. Vandepitte.2005. ProsedurLlaboratorium
Dasar Untuk Bakteriologi Klinis. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Anonim.
2013. Sterilisasi. https://wikipedia,Sterilisasi/2013/03.com.
Diakses
pada 05 juni 2016 di Samrinda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar