Minggu, 17 Mei 2015

Model Pembelajaran Scramble

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Harjasurjana dan Mulyati dalam Rahayu (2007) “Mengemukakan bahwa Istilah “Scramble” berasal dari bahasa inggris yang berarti perbuatan, pertarungan, perjuangan.” Istilah ini digunakan untuk sejenis permainan kata, dimana permainan menyususn huruf-huruf yang telah diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat .
Menurut Fadmawati (2009) pembelajaran metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal, sedangkan Soeparno (1998:60) berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Hasil belajar mennurut Dimyati dan Mudjiono (2006), hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran . Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal, maka harus dipenuhinya factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar salah satunya adalah penggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai denag  proses belajar mengajar dikelas.
Pembelajaran akan lebih efektif apabila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai (Guntur, 2014).
Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengematan objek langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS, mengguanakan media yang ada di sekolah, dan menggunakan metode tanya jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal. Jika kondisi yang seperti ini tidak dicari alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, tidak ada hal yang membangkitkan motivasi siswa sehingga pembelajaran biologi jadi membosankan.
Menurut Herawan dalam Ilmi (2012), dalam proses pembelajaran biologi, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, dan menghafal informasi yang disampaikan guru, melainkan adanya kesempatan untuk memanipulasi dan memproses informasi.
Pembelajaran biologi hendaknya diterapkan sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains meliputi minds on (kognitif), hearts on (afektif) dan hands on (psikomotor) (Rustaman dalam Puspitasari, 2012). Namun, penerapan pembelajaran biologi sesuai hakikatnya sebagai sains belum dapat sepenuhnya diterapkan di Indonesia (Noor dalam Puspitasari, 2012). Sebagian besar siswa menganggap pelajaran biologi sebagai pelajaran hafalan, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru. Pemilihan model atau strategi pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas, kemampuan berpikir, dan hasil belajar siswa di dalam kelas.
Mata pelajaran biologi bagi kebanyakan siswa masih dianggap sebagai produk, yaitu berupa kumpulan konsep yang harus dihafal sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif.
Sehingga untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa sekolah menengah pertama, perlu memanfaatkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran scramble agar prestasi belajar biologi pada siswa SMP dapat meningkat.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Apa pengertian Model Pembelajaran Scramble ?
2.      Bagaimana hubungan Model Pembelajaran Scramble terhadap hasil belajar biologi pada siswa SMP?
3.      Bagaimana cara pemanfaatan Model Pembelajaran Scramble sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa SMP ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusuna makalah ini yaitu :
1.      Dapat mengetahui pengertian Model Pembelajaran Scramble?
2.      Dapat mengetahui hubugan Model Pembelajaran Scramble terhadap hasil belajar biologi pada siswa SMP?
3.      Dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan  Model Pembelajara Scramble sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa SMP?

D.    Manfaat
Selain tujuan yang ingin dicapai, makalah  ini juga dapat memberi manfaat diantaranya:
1.      Model Pembelajaran Scramble dapat dijadikan sebagai referensi guru dalam proses pembelajaran untuk menciptakan situasi belajar yang efektif, efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa SMP dan akhirnya dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar di dalam kelas.
2.      Sebagai pengetahuan bagi mahasiswa dalam menggunakan berbagai model pembelajaran yang inovatif dan dapat diterapkan di lapangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Model Pembelajaran Scramble
1.      Pengertian
Istilah scrambel berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia berarti perebutan,pertarungan atau perjuangan. Soeparno (1998:60) berpendapat bahwa metode scrambel adalah salah satu permainan bahasa,yang pada hakikatnyapermainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dengan lembar jawaban  yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan  dan peningkatan wawasan pemikiran  kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk yakni:
a.       Scramble  kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya:
alpjera = pelajar
kubu     = buku
b.      Scramble kalimat , yakni sebuah permainan menyusun kalimat kata-kata acak . bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna,tepat,dan benar.
c.       Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat- kalimat acak.  Hasil susunan wacana hendaknya logis ,bermakna.
Melalui pembelajaran kooperatif metode scramble , siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata,kalimat atau wacanayang acaj susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.
Pembelajaran kooperatif metode scramble adalah sebuah metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal . metode pembelajaran ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pebelajaran.
Model Pembelajaran Scramble tampak seperti Model Pembelajaran Word Square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak- kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak, peserta didik yang nanti bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat/benar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata , kalimat atau paragraf.
2.      Kelebihan  Model Pembelajaran Scramble
Metode pembelajaran scramble adalah sebuah metode pembelajaran yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Sama seperti metode pembelajaran yang lain, metode pembelajaran scramble juga memiliki kelemahan dan kelebihan.
Kelebihan yang dimiliki model pembelajaran scramble :
1.      Dalam model pembelajaran scramble , tidak ada siswa atau anggota kelompok yang pasif atau hanya diam, hal ini dikarenakan setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk keberhasilan kelompoknya. Setiap anggota kelompok diharuskan untuk mengetahui segala hal yang di kerjakan di dalam keklompoknya, mengetahui bahwa semua anggota memiliki tujuan yang sama, membagi tugas dan juga tanggung jawab yang sama diantara anggotanya, semua anggota akan dikenai evaluasi, setiap anggota juga harus siap menjadi pemimpin dan dapat berbagi dalam belajar bersama-sama. Selain itu setiap anggota juga akan di mintai pertanggungjawabanya secara mandiri tentang materi yang ditangani dalam kelompok.
2.      Model pembelajaran scramble membuat siswa lebih kreatif dalam belajar dan berpikir, mempelajari materi secara lebih santai dan tanpa tekanan karena model pembelajaran scramble memungkinkan para siswa untuk belajar sambil bermain.
3.      Model pembelajaran scramble dapat menumbuhkan rasa solidaritas diantara anggota kelompoknya.
4.      Materi yang diberikan menjadi mengesankan dan selalu diingat siswa.
5.      Model pembelajaran scramble juga mendorong siswa lebih kompetitif dan semangat untuk lebih maju.
3.      Kelemahan Model Pembelajaran Scramble
Model pembelajaran scramble memiliki kelemahan atau kekurangan sebagai berikut:
1.      Model pembelajaran ini sulit dalam hal perencanaanya karena belum terbiasa dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2.      Memerlukan waktu yang panjang dalam pengimplementasiannya, sehingga guru susah menyesuaikan waktu yang sudah ditetapkan.
3.      Model pembelajaran ini sulit diimplementasikan apabila kriteria keberhasilan belajar masih ditentukan oleh kemampuan siswa.
4.      Karena menggunakan metode permainan, model pembelajaran ini sering menimbulkan kegaduhan yang bisa mengganggu kelas.
4.      Manfaat Penggunaan Metode Scramble
Bagi Peserta Didik :
ü  Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengingat istilah yang sulit akan terkurangi bebannya.
ü  Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar.
ü  Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi.
Bagi guru :
ü  Mendapat Pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran.
ü  Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan untuk memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik.
ü  Guru dapat semakin menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan tapi tetap serius.

B.     Hasil Belajar
1.      Pengertian Belajar
Pengertian belajar dapat ditemukan dalam berbagai sumber atau literature. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedan di dalam rumusan pengertian belajar dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities”, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam buku Educational Psychology, H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Dalam sebuah situs tentang pengertian belajar, Abdillah (2002) mengidentifikasi sejumlah pengertian belajar yang bersumber dari para ahli pendidikan/pembelajaran. James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdillah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkahan laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli pada intinya bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan dari hasil belajar itu. Tetapi proses usaha itu harus dilakukan secara sengaja dan sadar karena terdapat perubahan tingkahlaku seseorang yang bukan dari hasil peristiwa yang disengaja. oleh karna itu tidak setiap perubahan dalam individu merupakan berubahan dalam arti belajar.
2.      Pengertian Hasil Belajar
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Berikut dikemukakan pengertian hasil belajar menurut para ahli:
a.       Dimyati dan Mudjiono (2006), hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran . Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
b.      Djamarah dan Zain (2006), hasil belajar adalah apa yang di peroleh siswa setelah di lakukan altivitas belajar.
c.        Hamalik (2008), hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
d.      Mulyasa (2008), hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indicator kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.
e.       Sudjana (2010), menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
a)      Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
·         Faktor jasmaniah
1)      Faktor kesehatan
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
2)      Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/ badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
·         Faktor psikologis
1)      Inteligensi
Menurut J.P. Chaplin inteligensi adalah:
(1) The ability to meet and adapt to novel situations quickly and effectively.
(2) The ability to utilize abstract concepts effectively.
(3) The ability to grasp relationships and to learn quickly
Jadi inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.
2)      Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek.
3)      Minat
Hilgard merumuskan tentang minat adalah sebagai berikut: interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan.
4)      Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah the capacity to learn,  bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/ tidak berbakat di bidang itu.
Dari uraian di atas bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.
5)      Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar. Motif-motif diatas dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
6)      Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak.
7)      Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah: preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau beraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu di perhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
b)     Faktor-faktor Ekstern
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu:
1)      Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
ü  Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia.
ü  Relasi antaranggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya: apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh.
ü  Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang di sengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semeraut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya.
ü  Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan buku-buku.
ü  Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
ü  Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2)      Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pembelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
a)      Metode dan model mengajar yang digunakan guru
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ulih Bukit Karo-Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang lain kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkannya.
Di dalam pendidikan, orang lain yang disebut di atas disebut sebagai murid atau siswa dan mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar haruslah setepat tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin. Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu menpengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan menpengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kekurangan menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik,sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
b)      Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
c)      Relasi Guru dengan Siswa dan Sebaliknya
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
d)     Sarana dan Prasarana
Fasilitas atau sarana dan prasarana di sekolah tempat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Semakin lengkap dan bagus sarana prasarana sekolah maka akan semakin baik proses belajar siswa sehingga hasil belajar siswa juga akan baik.
3)      Faktor Masyarakat
a)      Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya: berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagaman maka belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
b)      Media masa
Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media  memberi pengaruh yang baik dan buruk terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.
c)      Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga.
d)     Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar, yang baik-baik maka anak akan berbuat baik seperti orang-orang yang ada di lingkungannya dan sebaliknya.
Berdasarkan kajian teori tentang hasil belajar yang telah diuraikan, maka penulis dapat merarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari berupa perubahan perilaku belajar siswa. Perubahan tingkah laku ini meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, dan dalam meningkatkan daya serap, hasil balajar dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal.

C.    Mata Pelajaran Biologi
Istilah biologi berasal dari bahasa yunani bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Jadi Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup.
Menurut Herawan dalam Ilmi (2012), dalam proses pembelajaran biologi, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, dan menghafal informasi yang disampaikan guru, melainkan adanya kesempatan untuk memanipulasi dan memproses informasi.
Pembelajaran biologi hendaknya diterapkan sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains meliputi minds on (kognitif), hearts on (afektif) dan hands on (psikomotor) (Rustaman dalam Puspitasari, 2012). Namun, penerapan pembelajaran biologi sesuai hakikatnya sebagai sains belum dapat sepenuhnya diterapkan di Indonesia (Noor dalam Puspitasari, 2012). Sebagian besar siswa menganggap pelajaran biologi sebagai pelajaran hafalan, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru. Pemilihan model atau strategi pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas, kemampuan berpikir, dan hasil belajar siswa di dalam kelas.
Mata pelajaran biologi bagi kebanyakan siswa yang salah satunya adalah siswa SMP masih dianggap sebagai produk, yaitu berupa kumpulan konsep yang harus dihafal sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif.

D.    Kerangka Berpikir
      Pada makalah bertujuan untuk mengetahui cara pemanfaatan model pembelajaran scramble terhadap hasil belajar Biologi pada siswa SMP. pemanfaatan model pembelajaran scramble ini dilaksanakan dengan memberikan pretes terhadap siswa smp dengan soal pada materi bologi, untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran Biologi. Setelah didapatkan hasil pretes, Kemudian akan dilakukan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Scramble, dan pada akhir pembelajaran di adakan postes pada siswa SMP tersebut. Sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran scramble.
Model pembelajaram Scrambel merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sangat baik digunakan terutama untuk memacu keaktifan siswa dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam menguasai dan memahami konsep-konsep pelajaran.. Dengan penerapan Model pembelajaram Scrambel dapat mengundang keterlibatan dan partisipasi siswa secara langsung. Dalam Model pembelajaram Scrambel menghadapkan siswa pada masalah yang nyata dalam kehidupan bukan hanya sekedar menjelaskan apa yang ada dalam buku. Hal ini akan menarik perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran.
Penerapan Model pembelajaram Scrambel pada mata pelajaran biologi sangat efektif. Sains biologi merupakan suatu bidang studi yang cakupannya sangat luas, tidak hanya membahas mengenai makhluk hidup tetapi membahas pula mengenai lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadaan makhluk hidup. Pengaplikasian Model pembelajaram Scrambel  dalam mata pelajaran biologi dapat mempermudah siswa dalam mengingat dan memahami konsep-konsep biologi khususnya untuk mengenal istilah-istilah yang baru. Model pembelajaram Scrambel juga merangsang siswa untuk lebih banyak membaca buku, karena dalam upaya memecahkan masalah, siswa dituntut untuk mencari informasi mengenai masalah dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan dapat meningkatkan keakraban antar siswa karena di dalam pembelajran, siswa saling bertukar informasi untuk menyelesaikan masalah sehingga guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran saat itu (teacher centered).
Mengingat banyaknya kelebihan dari pembelajaran Scrambel tersebut maka pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga  tujuan pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dapat meningkat.















BAB III
PEMBAHASAN

1.      Langkah-langkah Penerapan Model Scramble
Secara umum langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model scramble terbagi dalam tiga kegiatan yaitu :
a.       Persiapan
Pada tahap ini guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu jawaban , yang sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa. Guru menyiapkan kartu-kartu sebanyak kelompok yang telah dibagi. Guru mengatur hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar misalnya mengatur tempat duduk sesuai kelompok yang telah dibagi, ataupun memeriksa kesiapan siswa belajar dan sebagainya.
b.      Kegiatan inti
Kegiatan dalam tahap ini adalah setiap masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok,sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa.
Guru melakukan diskusi kelompok besar untuk menganalisis  dan mendengar pertanggung jawaban dari setiap kelompok kecil atas hasil kerja yang telah disepakati dalam masing-masing kelompok kemudian membandingkan dan mengkaji  jawaban yang tepat dan logis.
c.       Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belajar siswa. contoh kegiatan tindak lanjut antara lain:
·         Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan bahan yang berbeda.
·         Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli,jika terdapat susunan yang tidak memperlihatkan kelogisan.
·         Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrase atau menyederhanakan bacaan).
·         Mencari makna kosakata baru di dalam kamus dan mengaplikasikan dalam pemakaian kalimat.
·         Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang mungkin ditemukan dalam teks wacana latihan.
Satu hal yang penting dalam model ini, siswa tidak sekedar berlatih memahami dan menemukan susunan teks yang baik dan logis, melainkan juga dilatih untuk berpikir kritis analitis. Hal-hal yang berkenaan dengan aspek kebahasaan, kebenaran, ketepatan struktur kalimat dan tanda baca dapat menjadi perhatian dan perbincangan siswa.

2.      Cara Pemanfaatan Model Pembelajara Scramble Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa SMP
Pembelajaran metode scramble, memiliki kesamaan dengan model pembelajaran lainnya, siswa dikelompokkan secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, atau jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda. Pernyataan ini diungkapkan oleh Lestari (2009).
Seperti yang dipaparkan oleh Anitah (2010) metode pembelajaran scramble dapat dilakukan seorang guru dengan langkah-langkah berikut:
a.       Guru menyiapkan sebuah wacana, kemudian keluarkan kalimat-kalimat yang terdapat dalam wacana tersebut ke dalam kartu-karu kalimat.
b.      Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang diacak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut.
c.       Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa.
d.      Siswa di haruskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran metode scramble ini adalah model pembelajaran kelompok yang membutuhkan kreativitas serta kerjasama siswa dalam kelompok. Metode ini memberi sedikit sentuhan permainan acak kata, dengan harapan dapat menarik perhatian siswa.
Cara-cara yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik agar seorang peserta didik agar peserta didik tidak jenuh mengikuti pembelajaran Biologi adalah dengan meningkatkan motivasi dan aktivitas paserat didik dalam pembelajaran Biologi yang berujung pada peningkatan hasil belajar.
Sehingga upaya seorang guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerap metode dan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yang salah satunya adalah penerapan model pembelajaran Scamble sesuia dengan langkah-langkah yang teah disebutkan diatas.
Penerapan model pembelajaran Scramble ini mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik yaitu dapat merangsang keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, membangun kretifitas, berpikir kritis,memotivasi, melatih kedisplinan serta meningkatkan ketrampilan sosial dalam kelompok-kelompok kecil. Selain itu mampu meningkatkan prestasi belajar, sebab peserta didik yang lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menjadi narasumber bagi peserta didik yang kurang mampu dalam menghafal.
Penerapan model pembelajaran Scramble ini juga mampu meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok serta keterlibatan total semua peserta didik. Sebab pada dasarnya model pembelajaran Scramble merupakan sebuah variasi diskusi kelompok yang memiliki ciri menuntut kekreatifitasan, kerjasama dan kejelian peserta didik dalam membolak-balikan kata yang merupakan sebuah jawaban. Keadaan akan jauh berbeda sebelum diterapkan model pembelajaran Scramble selama proses pembelajaran.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Scramble adalah sebuah permainan yang dapat dilakukan oleh 2-4 orang dalam permainan tersebut para pemainnya harus menyusun kembali kata-kata dari potongan kalimat-kalimat yang susunannya telah diacak terlebih dahulu. Secara umum digunakan untuk melatih siswa dalam menguatkan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melalui bantuan lembar kerja yang berisi kata-kata yang diacak hurufnya.
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran . Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Mata pelajaran biologi bagi kebanyakan siswa masih dianggap sebagai produk, yaitu berupa kumpulan konsep yang harus dihafal sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif.
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal, maka harus dipenuhinya factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar salah satunya adalah penggunakan metode dan model pembelajaran yang pas untuk proses belajar mengajar dikelas.
Sehingga untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa sekolah menengah pertama, perlu memanfaatkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran scramble agar prestasi belajar biologi pada siswa SMP dapat meningkat.