BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Harjasurjana dan Mulyati dalam Rahayu
(2007) “Mengemukakan bahwa Istilah “Scramble” berasal dari bahasa inggris yang berarti
perbuatan, pertarungan, perjuangan.” Istilah ini digunakan untuk sejenis
permainan kata, dimana permainan menyususn huruf-huruf yang telah diacak
susunannya menjadi suatu kata yang tepat .
Menurut Fadmawati
(2009) pembelajaran metode scramble adalah pembelajaran secara
berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah
disediakan sesuai dengan soal, sedangkan Soeparno (1998:60) berpendapat bahwa
metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya
permainan bahasa merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh keterampilan
tertentu dengan cara menggembirakan.
Hasil belajar mennurut
Dimyati dan Mudjiono (2006), hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam
bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap
akhir pembelajaran . Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Implementasi dari belajar
adalah hasil belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal,
maka harus dipenuhinya factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar salah
satunya adalah penggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai denag proses belajar mengajar dikelas.
Pembelajaran akan lebih efektif apabila
diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok
pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi
menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap
cara-cara mengolah informasi sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat
tercapai (Guntur, 2014).
Sebenarnya guru telah berusaha
menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengematan objek
langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS, mengguanakan media yang ada di sekolah,
dan menggunakan metode tanya jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan
gairah dan aktivitas secara maksimal. Jika kondisi yang seperti ini tidak
dicari alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber
informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, tidak ada hal yang membangkitkan motivasi siswa
sehingga pembelajaran biologi jadi membosankan.
Menurut Herawan dalam Ilmi (2012), dalam
proses pembelajaran biologi, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, dan
menghafal informasi yang disampaikan guru, melainkan adanya kesempatan untuk
memanipulasi dan memproses informasi.
Pembelajaran biologi hendaknya
diterapkan sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains meliputi minds on (kognitif),
hearts on (afektif) dan hands on (psikomotor) (Rustaman dalam
Puspitasari, 2012). Namun, penerapan pembelajaran biologi sesuai hakikatnya
sebagai sains belum dapat sepenuhnya diterapkan di Indonesia (Noor dalam
Puspitasari, 2012). Sebagian besar siswa menganggap pelajaran biologi sebagai pelajaran
hafalan, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung mencatat dan
mendengarkan penjelasan dari guru. Pemilihan model atau strategi pembelajaran
berpengaruh terhadap aktivitas, kemampuan berpikir, dan hasil belajar siswa di
dalam kelas.
Mata pelajaran biologi bagi kebanyakan
siswa masih dianggap sebagai produk, yaitu berupa kumpulan konsep yang harus
dihafal sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan peserta didik pada aspek kognitif.
Sehingga untuk meningkatkan hasil
belajar biologi pada siswa sekolah menengah pertama, perlu memanfaatkan salah
satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran scramble agar prestasi belajar biologi pada siswa SMP dapat meningkat.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di
atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Apa pengertian Model Pembelajaran Scramble
?
2.
Bagaimana hubungan
Model Pembelajaran Scramble
terhadap hasil belajar biologi pada siswa SMP?
3.
Bagaimana cara pemanfaatan
Model Pembelajaran Scramble
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada
siswa SMP ?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka tujuan penyusuna makalah ini yaitu :
1.
Dapat mengetahui
pengertian Model Pembelajaran
Scramble?
2.
Dapat mengetahui
hubugan Model Pembelajaran
Scramble
terhadap hasil belajar biologi
pada siswa SMP?
3.
Dapat mengetahui
bagaimana cara memanfaatkan Model Pembelajara
Scramble
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada
siswa SMP?
D.
Manfaat
Selain tujuan yang ingin
dicapai, makalah ini juga dapat memberi
manfaat diantaranya:
1.
Model Pembelajaran Scramble
dapat dijadikan sebagai referensi guru dalam proses pembelajaran untuk
menciptakan situasi belajar yang efektif, efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar pada
siswa SMP dan akhirnya dapat
meningkatkan mutu proses belajar mengajar di dalam kelas.
2. Sebagai
pengetahuan bagi mahasiswa dalam menggunakan berbagai model pembelajaran yang
inovatif dan dapat diterapkan di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Scramble
1.
Pengertian
Istilah
scrambel berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia
berarti perebutan,pertarungan atau perjuangan. Soeparno (1998:60) berpendapat
bahwa metode scrambel adalah salah satu permainan bahasa,yang
pada hakikatnyapermainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh
keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Scramble merupakan metode mengajar
dengan membagikan lembar soal dengan lembar jawaban yang tersedia.
Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang
ada. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan
pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata.
Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk
yakni:
a. Scramble kata, yakni sebuah permainan
menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga
membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya:
alpjera
= pelajar
kubu =
buku
b. Scramble kalimat , yakni sebuah permainan
menyusun kalimat kata-kata acak . bentuk kalimat hendaknya logis,
bermakna,tepat,dan benar.
c. Scramble wacana, yakni sebuah permainan
menyusun wacana logis berdasarkan kalimat- kalimat acak. Hasil
susunan wacana hendaknya logis ,bermakna.
Melalui pembelajaran
kooperatif metode scramble , siswa dapat dilatih berkreasi
menyusun kata,kalimat atau wacanayang acaj susunannya dengan susunan yang
bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.
Pembelajaran
kooperatif metode scramble adalah sebuah metode yang
menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara
berkelompok. Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya kerja sama antar
anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis
sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal . metode
pembelajaran ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pebelajaran.
Model Pembelajaran Scramble tampak seperti
Model Pembelajaran Word Square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam
kotak- kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak, peserta
didik yang nanti bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi
jawaban yang tepat/benar.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode scramble merupakan
metode yang berbentuk permainan acak kata , kalimat atau paragraf.
2. Kelebihan Model Pembelajaran Scramble
Metode
pembelajaran scramble adalah sebuah metode pembelajaran yang berbentuk
permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Sama seperti metode pembelajaran
yang lain, metode pembelajaran scramble juga memiliki kelemahan dan kelebihan.
Kelebihan yang dimiliki model
pembelajaran scramble :
1. Dalam model pembelajaran scramble ,
tidak ada siswa atau anggota kelompok yang pasif atau hanya diam, hal ini
dikarenakan setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk keberhasilan
kelompoknya. Setiap anggota kelompok diharuskan untuk mengetahui segala hal
yang di kerjakan di dalam keklompoknya, mengetahui bahwa semua anggota memiliki
tujuan yang sama, membagi tugas dan juga tanggung jawab yang sama diantara
anggotanya, semua anggota akan dikenai evaluasi, setiap anggota juga harus siap
menjadi pemimpin dan dapat berbagi dalam belajar bersama-sama. Selain itu
setiap anggota juga akan di mintai pertanggungjawabanya secara mandiri tentang
materi yang ditangani dalam kelompok.
2. Model pembelajaran scramble membuat
siswa lebih kreatif dalam belajar dan berpikir, mempelajari materi secara lebih
santai dan tanpa tekanan karena model pembelajaran scramble memungkinkan para
siswa untuk belajar sambil bermain.
3. Model pembelajaran scramble dapat
menumbuhkan rasa solidaritas diantara anggota kelompoknya.
4. Materi yang diberikan menjadi
mengesankan dan selalu diingat siswa.
5. Model pembelajaran scramble juga mendorong
siswa lebih kompetitif dan semangat untuk lebih maju.
3.
Kelemahan Model Pembelajaran Scramble
Model pembelajaran scramble memiliki
kelemahan atau kekurangan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran ini sulit dalam
hal perencanaanya karena belum terbiasa dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2. Memerlukan waktu yang panjang dalam
pengimplementasiannya, sehingga guru susah menyesuaikan waktu yang sudah
ditetapkan.
3. Model pembelajaran ini sulit
diimplementasikan apabila kriteria keberhasilan belajar masih ditentukan oleh
kemampuan siswa.
4. Karena menggunakan metode permainan,
model pembelajaran ini sering menimbulkan kegaduhan yang bisa mengganggu kelas.
4. Manfaat Penggunaan Metode Scramble
Bagi Peserta Didik :
ü Peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam mengingat istilah yang sulit akan terkurangi bebannya.
ü Peserta didik lebih termotivasi
untuk belajar.
ü Meningkatkan kemampuan bekerja sama
dan bersosialisasi.
Bagi guru :
ü Mendapat Pengalaman langsung dalam
pelaksanaan pembelajaran.
ü Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan
untuk memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki
sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi peserta
didik.
ü Guru dapat semakin menciptakan
suasana lingkungan kelas yang menyenangkan tapi tetap serius.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian
Belajar
Pengertian belajar dapat ditemukan dalam
berbagai sumber atau literature. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedan
di dalam rumusan pengertian belajar dari masing-masing ahli, namun secara
prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Burton, dalam sebuah buku “The
Guidance of Learning Avtivities”, merumuskan pengertian belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam buku Educational Psychology,
H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di
dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Dalam
sebuah situs tentang pengertian belajar, Abdillah (2002) mengidentifikasi
sejumlah pengertian belajar yang bersumber dari para ahli
pendidikan/pembelajaran. James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
Belajar adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdillah
(2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkahan
laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian tentang belajar
yang dikemukakan oleh beberapa ahli pada intinya bahwa belajar merupakan suatu
proses yang dilakukan oleh seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
dan terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan dari hasil belajar itu.
Tetapi proses usaha itu harus dilakukan secara sengaja dan sadar karena
terdapat perubahan tingkahlaku seseorang yang bukan dari hasil peristiwa yang
disengaja. oleh karna itu tidak setiap perubahan dalam individu merupakan
berubahan dalam arti belajar.
2. Pengertian
Hasil Belajar
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar.
Berikut dikemukakan pengertian hasil belajar menurut para ahli:
a.
Dimyati dan
Mudjiono (2006), hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk
angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir
pembelajaran . Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
b.
Djamarah dan
Zain (2006), hasil belajar adalah apa yang di peroleh siswa setelah di lakukan
altivitas belajar.
c.
Hamalik (2008), hasil belajar adalah sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan
diukur dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
d.
Mulyasa (2008), hasil
belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi
indicator kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.
e.
Sudjana (2010),
menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajar.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar yaitu:
a)
Faktor Internal
Faktor internal adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
·
Faktor jasmaniah
1) Faktor
kesehatan
Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
2) Cacat
tubuh
Cacat tubuh adalah
sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/
badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat
belajarnya juga terganggu.
·
Faktor psikologis
1) Inteligensi
Menurut J.P. Chaplin
inteligensi adalah:
(1) The ability to meet and
adapt to novel situations quickly and effectively.
(2) The ability to utilize
abstract concepts effectively.
(3) The
ability to grasp relationships and to learn quickly
Jadi inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa
yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada
yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.
2) Perhatian
Perhatian
menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata
tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek.
3) Minat
Hilgard
merumuskan tentang minat adalah sebagai berikut: interest is persisting
tendency to pay attention to and enjoy some activity or content. Minat
adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang beberapa
kegiatan.
4) Bakat
Bakat atau aptitude
menurut Hilgard adalah the capacity to learn, bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat
dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/ tidak
berbakat di bidang itu.
Dari uraian di
atas bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang
belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di
sekolah yang sesuai dengan bakatnya.
5) Motif
Dalam proses
belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar
dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan
perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang
belajar. Motif-motif diatas dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara
memberikan latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
6)
Kematangan
Kematangan
adalah suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat
tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan
kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk
menulis, otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak.
7)
Kesiapan
Kesiapan atau readiness
menurut Jamies Drever adalah: preparedness to respond or react.
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau beraksi. Kesediaan itu
timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu di
perhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah
ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
b)
Faktor-faktor Ekstern
Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor
yaitu:
1)
Faktor Keluarga
Siswa yang
belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
ü Cara orang tua
mendidik
Cara orang tua
mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan
dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan
bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang
sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara,
dan dunia.
ü Relasi
antaranggota keluarga
Relasi antar
anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain
itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun
turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya: apakah hubungan itu
penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian,
sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh.
ü Suasana rumah
Suasana rumah
dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam
keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor
yang penting yang tidak termasuk faktor yang di sengaja. Suasana rumah yang
gaduh atau ramai dan semeraut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang
belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu
banyak penghuninya.
ü Keadaan ekonomi
keluarga
Keadaan ekonomi
keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain
harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan
kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan buku-buku.
ü Pengertian orang
tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila
anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang
anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.
Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
ü Latar belakang
kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
2)
Faktor Sekolah
Faktor sekolah
yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pembelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
a)
Metode dan model mengajar yang digunakan guru
Metode mengajar
adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu
sendiri menurut Ulih Bukit Karo-Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh
orang lain kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan
mengembangkannya.
Di dalam
pendidikan, orang lain yang disebut di atas disebut sebagai murid atau siswa
dan mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan
lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar haruslah
setepat tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin. Dari uraian di atas
jelaslah bahwa metode mengajar itu menpengaruhi belajar. Metode mengajar guru
yang kurang baik akan menpengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.Metode
mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang
persiapan dan kekurangan menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata
pelajaran itu sendiri tidak baik,sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
b)
Kurikulum
Kurikulum
diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu
sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
c)
Relasi Guru dengan Siswa dan Sebaliknya
Proses belajar
mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Jadi cara belajar siswa juga
dipengaruhi oleh relasinya dengan guru. Di dalam relasi (guru dengan siswa)
yang baik, siswa akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa
berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
d)
Sarana dan Prasarana
Fasilitas atau
sarana dan prasarana di sekolah tempat belajar siswa sangat berpengaruh
terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Semakin lengkap dan bagus
sarana prasarana sekolah maka akan semakin baik proses belajar siswa sehingga
hasil belajar siswa juga akan baik.
3)
Faktor Masyarakat
a)
Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa
dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi
jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak,
misalnya: berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagaman maka belajarnya
akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
b)
Media masa
Yang termasuk
dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku,
komik. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media memberi pengaruh yang baik dan buruk terhadap
siswa dan juga terhadap belajarnya.
c)
Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh
dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita
duga.
d)
Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan
masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika
lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar, yang baik-baik maka anak
akan berbuat baik seperti orang-orang yang ada di lingkungannya dan sebaliknya.
Berdasarkan
kajian teori tentang hasil belajar yang telah diuraikan, maka penulis dapat
merarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah gambaran tingkat penguasaan siswa
terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari berupa perubahan
perilaku belajar siswa. Perubahan tingkah laku ini meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor, dan dalam meningkatkan daya serap, hasil balajar dapat
dipengaruhi faktor internal dan eksternal.
C.
Mata Pelajaran Biologi
Istilah biologi berasal dari
bahasa yunani bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Jadi
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup.
Menurut Herawan dalam Ilmi (2012), dalam proses pembelajaran
biologi, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, dan menghafal informasi yang
disampaikan guru, melainkan adanya kesempatan untuk memanipulasi dan memproses
informasi.
Pembelajaran biologi hendaknya diterapkan sesuai dengan
hakikat biologi sebagai sains meliputi minds on (kognitif), hearts on
(afektif) dan hands on (psikomotor) (Rustaman dalam Puspitasari,
2012). Namun, penerapan pembelajaran biologi sesuai hakikatnya sebagai sains
belum dapat sepenuhnya diterapkan di Indonesia (Noor dalam Puspitasari, 2012).
Sebagian besar siswa menganggap pelajaran biologi sebagai pelajaran hafalan,
sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung mencatat dan mendengarkan
penjelasan dari guru. Pemilihan model atau strategi pembelajaran berpengaruh
terhadap aktivitas, kemampuan berpikir, dan hasil belajar siswa di dalam kelas.
Mata pelajaran biologi bagi kebanyakan siswa yang salah
satunya adalah siswa SMP masih dianggap sebagai produk, yaitu berupa kumpulan
konsep yang harus dihafal sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir
kritis dan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif.
D. Kerangka Berpikir
Pada makalah
bertujuan untuk mengetahui cara pemanfaatan model
pembelajaran scramble terhadap hasil belajar Biologi pada siswa SMP. pemanfaatan model
pembelajaran scramble ini
dilaksanakan dengan memberikan pretes terhadap siswa smp dengan soal pada materi bologi,
untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran Biologi. Setelah didapatkan
hasil pretes, Kemudian akan dilakukan proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Scramble, dan pada akhir
pembelajaran di adakan postes pada siswa SMP tersebut. Sehingga dapat
diketahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran scramble.
Model
pembelajaram Scrambel
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sangat baik digunakan terutama
untuk memacu keaktifan siswa dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menguasai dan memahami konsep-konsep pelajaran.. Dengan penerapan Model pembelajaram Scrambel
dapat mengundang keterlibatan dan partisipasi siswa secara
langsung. Dalam Model pembelajaram
Scrambel
menghadapkan siswa pada masalah yang nyata dalam kehidupan bukan
hanya sekedar menjelaskan apa yang ada dalam buku. Hal ini akan menarik
perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran.
Penerapan
Model pembelajaram Scrambel
pada mata pelajaran biologi sangat efektif. Sains biologi merupakan suatu
bidang studi yang cakupannya sangat luas, tidak hanya membahas mengenai makhluk
hidup tetapi membahas pula mengenai lingkungan yang dapat mempengaruhi
keberadaan makhluk hidup. Pengaplikasian Model pembelajaram Scrambel
dalam
mata pelajaran biologi dapat mempermudah siswa dalam mengingat dan memahami
konsep-konsep biologi khususnya untuk
mengenal istilah-istilah yang baru. Model pembelajaram Scrambel
juga merangsang siswa untuk lebih banyak membaca buku, karena dalam upaya
memecahkan masalah, siswa dituntut untuk mencari informasi mengenai masalah dan
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan dapat meningkatkan keakraban antar siswa karena di dalam
pembelajran, siswa saling bertukar informasi untuk menyelesaikan masalah
sehingga guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran saat itu (teacher centered).
Mengingat
banyaknya kelebihan dari pembelajaran Scrambel tersebut maka
pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi guru untuk menyampaikan
materi pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dapat meningkat.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Langkah-langkah Penerapan Model Scramble
Secara umum langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
model scramble terbagi dalam tiga kegiatan yaitu :
a. Persiapan
Pada tahap ini guru menyiapkan bahan
dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan berupa
kartu soal dan kartu jawaban , yang sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian
rupa. Guru menyiapkan kartu-kartu sebanyak kelompok yang telah dibagi. Guru
mengatur hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar misalnya mengatur
tempat duduk sesuai kelompok yang telah dibagi, ataupun memeriksa kesiapan
siswa belajar dan sebagainya.
b. Kegiatan inti
Kegiatan dalam tahap ini adalah
setiap masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk mengerjakan soal dan
mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok,sebelumnya jawaban telah diacak
sedemikian rupa.
Guru melakukan diskusi kelompok
besar untuk menganalisis dan mendengar pertanggung jawaban dari
setiap kelompok kecil atas hasil kerja yang telah disepakati dalam
masing-masing kelompok kemudian membandingkan dan mengkaji jawaban
yang tepat dan logis.
c. Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung
dari hasil belajar siswa. contoh kegiatan tindak lanjut antara lain:
·
Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan
bahan yang berbeda.
·
Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli,jika terdapat
susunan yang tidak memperlihatkan kelogisan.
·
Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrase atau menyederhanakan
bacaan).
·
Mencari makna kosakata baru di dalam kamus dan
mengaplikasikan dalam pemakaian kalimat.
·
Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang mungkin
ditemukan dalam teks wacana latihan.
Satu hal
yang penting dalam model ini, siswa tidak sekedar berlatih memahami dan
menemukan susunan teks yang baik dan logis, melainkan juga dilatih untuk
berpikir kritis analitis. Hal-hal yang berkenaan dengan aspek kebahasaan,
kebenaran, ketepatan struktur kalimat dan tanda baca dapat menjadi perhatian
dan perbincangan siswa.
2.
Cara
Pemanfaatan Model Pembelajara Scramble Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa
SMP
Pembelajaran metode scramble,
memiliki kesamaan dengan model pembelajaran lainnya, siswa dikelompokkan secara
acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, atau jika memungkinkan,
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
berbeda-beda. Pernyataan ini diungkapkan oleh Lestari (2009).
Seperti yang dipaparkan oleh Anitah
(2010) metode pembelajaran scramble dapat dilakukan seorang guru dengan
langkah-langkah berikut:
a. Guru
menyiapkan sebuah wacana, kemudian keluarkan kalimat-kalimat yang terdapat dalam
wacana tersebut ke dalam kartu-karu kalimat.
b. Guru
membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang diacak nomornya sesuai materi
bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal
tersebut.
c. Siswa
dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk
jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa.
d. Siswa
di haruskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang
telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa
dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran metode scramble ini adalah model
pembelajaran kelompok yang membutuhkan kreativitas serta kerjasama siswa dalam
kelompok. Metode ini memberi sedikit sentuhan permainan acak kata, dengan
harapan dapat menarik perhatian siswa.
Cara-cara
yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik agar seorang peserta didik agar
peserta didik tidak jenuh mengikuti pembelajaran Biologi adalah dengan
meningkatkan motivasi dan aktivitas paserat didik dalam pembelajaran Biologi
yang berujung pada peningkatan hasil belajar.
Sehingga upaya seorang guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah dengan menerap metode dan model pembelajaran dalam proses belajar
mengajar, yang salah satunya adalah penerapan model pembelajaran Scamble sesuia dengan langkah-langkah
yang teah disebutkan diatas.
Penerapan model pembelajaran Scramble
ini mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik yaitu dapat merangsang
keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, membangun kretifitas,
berpikir kritis,memotivasi,
melatih kedisplinan serta meningkatkan ketrampilan sosial dalam
kelompok-kelompok kecil.
Selain itu mampu meningkatkan prestasi belajar, sebab peserta didik yang lebih
aktif dalam proses pembelajaran dan menjadi narasumber bagi peserta didik yang
kurang mampu dalam menghafal.
Penerapan model pembelajaran Scramble
ini juga mampu meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi
kelompok serta keterlibatan total semua peserta didik. Sebab pada dasarnya
model pembelajaran Scramble merupakan sebuah variasi diskusi kelompok
yang memiliki ciri menuntut kekreatifitasan, kerjasama dan kejelian peserta
didik dalam membolak-balikan kata yang merupakan sebuah jawaban. Keadaan akan
jauh berbeda sebelum diterapkan model pembelajaran Scramble selama
proses pembelajaran.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Scramble adalah sebuah permainan yang dapat dilakukan
oleh 2-4 orang dalam permainan tersebut para pemainnya harus menyusun kembali
kata-kata dari potongan kalimat-kalimat yang susunannya telah diacak terlebih
dahulu. Secara umum digunakan untuk melatih siswa dalam menguatkan pemahaman
pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melalui
bantuan lembar kerja yang berisi kata-kata yang diacak hurufnya.
Hasil
belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah
diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran . Nilai yang
diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima
materi pembelajaran.
Mata
pelajaran biologi bagi kebanyakan siswa masih dianggap sebagai produk, yaitu
berupa kumpulan konsep yang harus dihafal sehingga berdampak pada rendahnya
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif.
Implementasi
dari belajar adalah hasil belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar siswa
yang maksimal, maka harus dipenuhinya factor-faktor yang mempengaruhi proses
belajar salah satunya adalah penggunakan metode dan model pembelajaran yang pas
untuk proses belajar mengajar dikelas.
Sehingga
untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa sekolah menengah pertama,
perlu memanfaatkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran scramble
agar prestasi belajar biologi pada
siswa SMP dapat meningkat.